CILACAP – Sinetron ‘Montir-Montir Cantik’ yang pernah beken di salah satu stasiun televisi bertahun lampau tampaknya benar-benar ada. Dia adalah Dwi Wahyuni Agustini (19 tahun), montir dan sekaligus pemilik bengkel Dombret, yang berlokasi di Jalan Timah, Karang Talun, Cilacap, Jawa Tengah. Namun, jangan berangan-angan gadis yang dipanggil Ayu itu berdandan tak seronok seperti Ayu Azhari, pemeran sinetron itu. Dia berjilbab, meskipun sedikit tomboy.
Wanita dan jilbab, mungkin paduan yang aneh untuk seorang bengkel. Faktanya memang demikian. Tapi, semua itu tak mengganggu aktvitas remaja kelahiran 17 Agustus 1998 ini membuka bengkel yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. “Dombret itu panggilan dari kakek dulu dan di rumah aku dipanggil Dombret,” katanya tertawa kecil, saat ditemui di bengkelnya, awal Oktober.
Ia memutuskan untuk membuka bengkel ini setelah mengikuti pelatihan Enduro Student Program (ESP), sebuah program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT Pertamina Lubricants Unit Produksi Cilacap. Menjadi wirausaha muda di bisnis perbengkelan merupakan salah satu tujuan utama dari program tersebut. Dari 20 peserta Enduro Student Program tahap I, Ayu satu-satunya peserta perempuan. Namun, ia mengaku tidak risih bergaul bersama teman-teman lelaki lainnya. ”Sudah terbiasa berada di sekolah dengan mayoritas muridnya lelaki,” tuturnya.
Ahmad Jasmin (52 tahun), ayahnya, bertutur setelah Ayu menamatkan SMP, ia ingin agar anak bungsunya tersebut melanjutkan ke SMU. Alih-alih menuruti keinginan bapaknya, bungsu dari dua bersaudara itu lebih malahan pergi ke SMK Dr Soetomo, yang mayoritas di pilih laki-laki. Sedikit mengalah, Jasmin mendorong Ayu memilih jurusan listrik yang “lebih feminim” ketimbang jurusan lain semacam otomotif. Ayu malah mantap masuk jurusan otomotif. “Kalau saya terserah anaknya. Yang penting dia suka dan senang,” ungkapnya dengan dialek khas Cilacap.
Menurut Jasmin, Ayu sejak SMP sudah suka segala sesuatu yang berkaitan dengan mesin ataupun perbengkelan. Dia tak risih “berkotor-kotor” dengan oli bekas. Kebetulan dia membuka bengkel sepeda. Selepas sekolah, Ayu sudah terbiasa berada di bengkel, melihatnya memperbaiki sepeda. Selepas mengikuti Enduro Student Program, Ayu menyampaikan keinginannya untuk membuka bengkel. Jasmin sepenuh hati mendukung niat buah hatinya.
Ayu, yang sehari-hari mengendarai Yamaha Vixion, mengaku awalnya sempat ragu membuka bengkel sendiri. Pasalnya, dua temannya yang ikut magang di bengkel mitra Pertamina Lubricants selepas pelatihan memilih untuk menjadi karyawan di perusahaan dan menjadi mekanik di bengkel lain. Namun, akhirnya, dia bertekad mandiri. Selain mendapatkan pendapatan sendiri, dia mengaku bisa belajar banyak hal mulai dari sikap dalam menghadapi konsumen, marketing karena mempromosikan pelumas buatan Pertamina Lubricants, manajemen, termasuk terus mengasah diri dalam kemampuan teknis.
“Kalau buka usaha sendiri, kita bisa belajar untuk mandiri, displin dan kita bisa terus belajar berbagai hal terkait mekanikal otomotif sehingga bisa lebih percaya diri lagi,” jelas Ayu, yang mampu mendapatkan pendapatan setara UMR Jakarta sebulan.
Enduro Student Program merupakan program tanggung jawab sosial Pertamina Lubricants terdiri dari pelatihan teknik sepeda motor bersama Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Cilacap, praktek kerja dan mentorship oleh bengkel mitra binaan Pertamina Lubricants, pelatihan kewirausahaan, serta pendampingan usaha perbengkelan yang telah resmi diluncurkan pada 2016. Dengan mengambil tema “Semangat Membangun Tenaga Muda Produktif Indonesia”, program ESP Batch 1 telah mencetak wirausaha muda baru dengan merintis lima bengkel baru di Cilacap. Para siswa dibagi dalam 7 kelompok dan dititipkan di bengkel mitra Pertamina Lubricants.
Bekal kepercayaan diri yang kuat itu sangat penting lantaran pada saat bengkel dibuka tak banyak yang percaya padanya. Banyak anak muda yang ketakutan memulai sesuatu ketika pengalaman masih minim. Berbekal rasa percaya diri, profesional, dan pengetahuan yang baik, masyarakat sekitar mulai percaya. Saat ini, setiap hari ada 5 motor yang mampi ke bengkel Dombret. Bahkan, dia pernah menjual 300 botol pelumas. ”Yang paling banyak dibeli itu Enduro Matic dan Enduro Racing,” jelas Ayu, yang berencana membuka bengkel yang lebih luas dan lengkap di lokasi lain.
Bengkel Dombret memberikan pelayanan yang beragam, mulai dari ganti oli, service lainnya tergantung kerusakan atau keinginan pelanggan. Apabila menemui kesulitan, Ayu tak segan-segan meminta saran dan pendapat temannya sesama alumni ESP Batch 1 yang membuka bengkel. Bahkan, dia kerap meminta masukan Pak Abun, montir senior tempat dia magang dahulu. Nilai hidup tolong menolong , kebersamaan, perduli dengan sesama yang diselipkan dalam materi program pelatihan ESP tampaknya tumbuh di antara mereka. “Alhamdulillah, teman-teman mau bantu kalau ada kesulitan begitu juga dengan Pak Abun atau lainnya,” tuturnya.
Kekeluargaan juga terjalin antara peserta ESP dan para mentornya di luar jam kerja. Mereka kerap mengadakan pertemuan, berdiskusi soal kendala yang dihadapi atau berbagi pengalaman mennjual pelumas. Pendampiangan masih terus dilakukan oleh tim CSR Pertamnmina Lubricants Unit Produksi Cilacap kepada mereka.
Mulyadi, anggota Task Force CSR PT Pertamina Lubricants unit Produksi Cilacap, yang terus ikut serta melakukan pendampiangan kepada Ayu dan teman-temannya mengaku status tanah yang bukan hak milik memang agak menyulitkan untuk melakukan perbaikan dan membuat bangunan bengkel yang permanen dan lebih bagus. “Mudah-mudahan nanti kalau pindah di tempat baru kita bisa mengusahakan bangunan bengkel yang lebih baik lagi,” ujar Mul sapaan akrabnya. Pertamina memang memiliki program merenovasi bengkel milik mitranya agar memenuhi syarat-syarat keamanan dan kenyamanan bekerja.
Jumlah montir wanita di Cilacap tampaknya bakal bertambah tak lama lagi. Sama-sama berjilab, Erni Dwi Ana, sangat antusias melahap materi-materi yang disajikan instruktur ESP Batch 2.Dia siap mandiri berlumur pelumas membuka bengkel sendiri. “Saya senang modifikasi motor. Saya ingin membuka bengkel modifikasi setelah program ini selesai,” tutur alumni SMKN 2 Cilacap itu.
Menurutnya, materi pelatihan yang disajikan Pertamina Lubricants dan BLK sangat membantu untuk mewujudkan cita-citanya. Dia pun melihat prospek bisnis bengkel, termasuk modifikasi, sangat bagus seiring dengan tumbunnya jumlah pemilik kendaraan. “Penggemar modifikasi sangat banyak,” katanya.
Sukses dengan Batch 1, pada Agustus 2017, ESP Batch 2 Diluncurkan. Sejumlah 20 siswa dari SMK terpilih se-Cilacap ikut dalam pelatihan ini. Mereka sebelumnya telah diseleksi oleh Pertamina Lubricants dan merupakan rekomendasi dari setiap guru SMK masing-masing. “Lewat program berkelanjutan ini, Pertamina Lubricants dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) telah melakukan perubahan pola pendekatan dari pendekatan filantropi yang hanya berfokus pada donasi dan voluntir menjadi pendekatan Creating Shared Value (CSV) yakni kemitraan strategis yang dapat menciptakan dampak dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” tutur Fitri Erika, Corporate Communication Pertamina Lubricants.
Sebelum melakukan kegiatan tanggungjawab sosial melalui ESP, pada 2014-2015 dilakukan program pendidikan dan pelatihan teknik sepeda motor. Dari program pertama ini terjaring 40 anak dengan beragam latar belakang, baik putus sekolah dan keluraga tidak mampu yang berada di sekitar Pertamina Lubricants Unit Cilacap. Dari hasil pelatihan dan pendidikan tersebut, hanya tiga orang yang ingin berwirusaha perbengkelan, enam orang menjadi mekanik dan sisinya ada yang menjadi buruh dan kembali menganggur.
Kemudian dilakukan evaluasi terhadap program. Social and business mapping dilakukan berdasarkan aspek keberlanjutan dan pemetaan masalah serta solusi lapangan pekerjaan. Hasil evaluasi tersebut mengubah pola filantropi menajdi CSV, kemudian melakukan perbaikan terhadap pola rekruitmen dan sistem program. Ke depan, Pertamina Lubricants akan terus memperlebar pertumbuhan bengkel di sekitar wilayah pabrik. Sementara bengkel mitra binaan dan bengkel mandiri ESP akan terus dikembangkan dan dibina dan berpotensi menjadi bengkel enduro dan melahirkan pusat-pusat bengkel.
Tesa Nuhdiawan, ketua Angkatan ESP Batch 2 dari SMKN Wanareja Cilacap, menyatakan terkesan dengan kegiatan ini. Menurutnya, pengetahuan yang diberikan langsung merupakan pengalaman baru yang berbeda dengan yang ada di sekolah. “Saya bangga bisa terpilih untuk ikut ESP batch 2 ini. Saya mendapat banyak pengetahuan baru, dan siap mengikuti pelatihan selanjutnya. Semoga kami bisa meneruskan apa yang sudah dibangun oleh teman-teman di ESP Batch 1,” kata Tesa yang bertekad meneruskan dan membesarkan bengkel milik ayahnya. (Lili Hermawan)
Komentar Terbaru