JAKARTA – Pemerintah berharap kegiatan yang masif dilakukan di Blok Rokan tahun lalu dan tahun ini bisa berdampak langsung terhadap kinerja produksi minyak di sana.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan tahun ini Pertamina diharapkan sudah bisa meningkatkan produksi minyak di blok Rokan. Saat ini produksi minyak di sana berkisar antara 150 – 160 ribu barel per hari (BPH).

“Dengan massive drilling kita bisa nurunin tren penurunan, targetnya di tahun ini ya di Rokan juga kita bisa nambah,” kata Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (10/2).

Sebelumnya residen Joko Widodo masih belum puas dengan realisasi produksi blok Rokan yang saat ini dikelola oleh PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Menurut presiden keputusan pemerintah untuk menjadikan Pertamina sebagai operator blok Rokan harus bisa dijawab dengan performa positif dari sisi kinerja produksi.

Jokowi memang menyambut baik realisasi produksi minyak blok Rokan saat ini yang diklaim Pertamina sukses melebihi realisasi produksi operator terdahulu yakni Chevron. Namun dia mengingatkan agar Pertamina tidak berpuas diri dengan capaian sekarang. Pertamina diminta untuk terus berupaya meningkatkan produksinya.

“Dan itu yang saya tanyakan ke Dirut Pertamina, produksinya naik atau turun? Ternyata naik. Dulu waktu dikelola Chevron turun sekarang sudah mulai naik dari 156-158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tapi yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat,” kata Jokowi saat kunjungi blok Rokan awal tahun ini.

PHR mengakselerasi reaktivasi 500 sumur tidak aktif atau idle di sejumlah lapangan guna mendongkrak produksi minyak pada tahun 2023.

Upaya reaktiviasi 500 sumur idle di blok Rokan boleh dikatakan memenuhi hampir setengah dari target yang sudah ditetapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebanyak 1.086 sumur idle secara nasional.

Peningkatan kegiatan reaktivasi sumur idle merupakan salah satu kesepakatan dalam kegiatan rapat koordinasi (Rakor) evaluasi pelaksanaan dan perencanaan sumur Idle 2022-2024 yang diselenggarakan oleh Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas bersama 27 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Bandung, pertengahan Desember 2022 lalu. SKK Migas menetapkan program reaktivasi pada tahun 2023 mencapai 1.086 sumur idle dengan perkiraan produksi awal mencapai 38.000 bph.

Edwail Suzandi, EVP Upstream Business PHR, menjelaskan reaktivasi sumur idle melalui pekerjaan workover dan well services sebenarnya sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya, baik sebelum maupun sesudah alih kelola WK Rokan. Di tahun 2022 lalu, PHR juga telah mereaktivasi 200 sumur idle.

“Kegiatan ini terus ditingkatkan dan ditambah lagi dengan strategi aliansi untuk mendukung produksi minyak nasional,” kata Edwil, Senin (6/2).

Kegiatan reaktivasi sumur idle tahun 2023 ini meliputi sumur penghasil sumatra light oil (SLO) dan sumur heavy oil (HO). Per 31 Januari 2023, PHR telah berhasil mereaktivasi 18 sumur SLO dan enam sumur HO.

Reaktivasi dilakukan setelah melalui serangkaian survei guna mengetahui seberapa besar cadangan minyak yang masih tersisa pada sumur-sumur potensial. “Kami benar-benar mengkaji dengan seksama, agar reaktivasi ekonomis secara perhitungan dan juga kaedah-kaedah yang ada di Pertamina,” ujar Edwil.