JAKARTA – PT Amman Mineral Nusa Tenggara terus melakukan eksplorasi untuk mengembangkan cadangan mineral tembaga dan emas di Indonesia, termasuk di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah satu eksplorasi besar di pulau tersebut adalah Proyek Elang, yang tercatat sebagai salah satu deposit tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia yang belum dikembangkan.

Amman baru-baru ini merilis laporan JORC (Joint Ore Reserves Committee) terbaru per 31 Desember 2024, yang menunjukkan lonjakan cadangan dan sumber daya mineral Elang. JORC (Joint Ore Reserves Committee) adalah standar internasional yang memastikan laporan tentang sumber daya dan cadangan mineral dibuat dengan akurat dan dapat dipercaya.

Berdasarkan laporan tersebut, cadangan bijih Elang meningkat signifikan. Dibandingkan dengan laporan tahun 2023, cadangan bijih meningkat sebesar 79%, dari 1,4 miliar metrik ton menjadi 2,5 miliar metrik ton. Peningkatan ini juga mencakup kenaikan 71% dalam kandungan tembaga, dari 10,4 miliar pon menjadi 17,8 miliar pon, dan kenaikan 76% dalam kandungan emas, dari 15 juta ons menjadi 26,4 juta ons.

Kartika Octaviana, Vice President Corporate Communications PT Amman Mineral Internasional Tbk, induk usaha Amman Mineral Nusa Tenggara, mengatakan peningkatan signifikan dalam cadangan bijih Elang memberikan peluang besar bagi berbagai pihak.

“Peningkatan cadangan berpotensi mendorong produksi dan memperpanjang umur tambang secara signifikan. Hal ini tidak hanya berdampak positif bagi bisnis, namun juga memperkuat kontribusi terhadap industri pertambangan dan perekonomian daerah serta nasional,” ujar Kartika di Jakarta, Senin (24/3).

Berlokasi sekitar 60 km di timur tambang Batu Hijau—tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia—Proyek Elang menjadi bagian dari strategi jangka panjang Amman dalam memperluas operasi dan meningkatkan kontribusi terhadap industri pertambangan nasional.

Sejak 2020, tim eksplorasi Amman menemukan deposit tembaga dan emas porfiri kedua di Elang, yang dikenal sebagai Elang Selatan. Deposit ini berdekatan dengan porfiri Elang utama, tetapi lebih dalam dan memiliki kadar yang sedikit lebih tinggi. Pengeboran inti yang dilakukan sejak tahun 2020, ditambah dengan kenaikan harga logam dan studi rekayasa, menunjukkan bahwa tambang terbuka Elang yang didesain pada tahun 2019 untuk studi kelayakan tahun 2020 akan jauh lebih besar.

Saat ini, studi kelayakan definitif untuk Elang sedang berlangsung dan diperkirakan akan selesai pada paruh pertama tahun 2025. Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengklasifikasikan deposit Elang sebagai deposit Porfiri Cu-Au Super Raksasa, yang ditemukan pada tahun 1991. Klasifikasi ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh Cebakan Elang sebagai salah satu sumber daya tembaga dan emas terbesar yang belum dikembangkan di dunia.

Berdasarkan rencana saat ini, Amman terus melakukan penambangan Fase 8 di tambang Batu Hijau hingga tahun 2030, dengan kemungkinan pemanfaatan stockpile hingga tahun 2033. Kegiatan penambangan di tambang Elang direncanakan berlangsung setelah usia tambang Batu Hijau selesai hingga tahun 2046. Fasilitas pengolahan bijih, smelter tembaga, dan pemurnian logam mulia rencananya akan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di Batu Hijau.(AT)