JAKARTA – Pemerintah langsung putar otak dalam menanggapi kebijakan tarif impor Donald Trump, Presiden Amerika Serikat. Salah satu caranya adalah dengan mengkaji opsi untuk meningkatkan impor komoditas dari negeri Paman Sam, dalam rangka negosiasi tarif yang akan dilakukan pemerintah. Komoditas yang dikaji untuk ditingkatkan impor dari Amerika adalah LPG yang selama ini banyak didatangkan dari Timur Tengah.

Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan opsi untuk membeli lebih banyak LPG dari Amerika kini menjadi terbuka. Pemerintah tengah mengevaluasi langkah untuk kurangi pembelian LPG dari timur tengah maupun sumber lain untuk kemudian nantinya bakal diganti dengan sumber dari Amerika.

“Kita diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa kita beli barang dari Amerika. khususnya di sektor ESDM, memang 54% impor kita LPG itu dari Amerika dan kita tahu bahwa impor minyak kita kan cukup besar. Nah, ini yang kami lagi meng-exercise untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu komoditas yang bisa kita beli di Amerika,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, Rabu (9/4).

Bahlil mengatakan pemerintah tidak akan secara frontal mengganti sumber pasokan LPG, hanya ada kemungkinan untuk mengurangi pasokan dari luar Amerika. Indonesia selama ini memang memenuhi sekitar 70% kebutuhan LPG dari impor. Sumber pasokan LPG berasal dari beberapa negara seperti Sungapura, negara-negara Afrika, Amerika Latin serta Timur Tengah.

“Tidak di-stop juga, volumenya yang mungkin dikurangi. Ya, tidak di-stop. Volumenya mungkin yang dikurangi.Dalam exercise, kita lagi menghitung,” jelas Bahlil. (RI)