JAKARTA – Perombakan jajaran direksi secara mengejutkan terjadi di PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Tumbur Parlindungan, harus lengser dari jabatan Direktur Utama Saka Energi.
Zsa Zsa Ryski, Government Relation Saka Energi, membenarkan adanya pemberhentian Tumbur. “Iya (pemberhentian pak Tumbur),” kata Zsa Zsa saat dikonfirmasi Dunia Energi, Sabtu (18/5).
Sayang Zsa Zsa tidak merinci penyebab diberhentikannya Tumbur yang juga menjabat sebagai Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA).
Tumbur saat dihubungi mengatakan telah diberhentian sebagai direktur utama Saka sejak Jumat (17/5). “Betul (sudah tidak di Saka), sejak kemarin,” katanya kepada Dunia Energi.
Sebagai gantinya saat ini Saka dipimpin oleh Nofriadi yang sebelumya menjabat sebagai Direktur PT Bumi Hasta Mukti.
Selain Nofriadi ada nama Susmono Soutrisno yang menduduki jabatan Direktur Operasi dan Siti Yanti Mulyanti sebagai Direktur Keuangan dan Administrasi.
Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, masih belum merespons pertanyaan terkait alasan pencopotan Tumbur dan perombakan direksi Saka Energi.
Namun, Gigih sebelumnya mengatakan bahwa saat ini PGN fokus meningkatkan kinerja Saka Energi, sebelum diputuskan akan kemana karena sebagai subholding gas PGN tidak lagi diperkenankan memiliki anak usaha di sektor hulu migas.
Sepanjang 2018 produksi migas Saka mencapai 49.613 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Realisasi rata-rata produksi harian Saka turun tipis sekitar 3,4% jika dibanding dengan capaian pada 2017 yang mencapai 51.393 BOEPD.
Penurunan produksi disebabkan berkurangnya blok migas yang ikut dikelola Saka Energi mulai 2018. Ada dua blok migas yang dikembalikan kepada pemerintah karena kontrak bagi hasilnya telah berakhir pada tahun lalu, yakni Blok Southeast Sumatra (SES) dan Sanga Sanga. Kedua blok tersebut diserahkan dan kini dikelola Pertamina.
Untuk laba bersih Saka pada tahun lalu sebesar US$16,2 juta, meningkat dibandingkan kerugian yang diderita pada 2017 sebesar US$93,7 juta. Raihan laba bersih seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar 23,7% menjadi US$548,77 juta. Serta keberhasilan menekan beban pokok, sehingga turun 2,7% menjadi US$ 431,66 juta pada 2018. (RI)
Komentar Terbaru