JAKARTA – Toshiba Energy Systems & Solutions Corporation (Toshiba ESS), penyedia solusi energi terintegrasi, berupaya untuk berkontribusi dalam menyediakan energi stabil dan berbiaya rendah di Indonesia.
Seiring dengan upaya tersebut, Toshiba ESS telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengimplementasi H2One.
Fumihiro Okada, Presiden Direktur PT Toshiba Asia Pacific Indonesia (TAPI), mengatakan H2One merupakan sistem energi hidrogen luar jaringan mandiri berbasis energi terbarukan dan penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik di Indonesia.
“Melalui MoU, Toshiba ESS dan BPPT akan mempelajari lokasi instalasi, spesifikasi sistem yang optimal di Indonesia, dan sistem operasi, termasuk pemeliharaan, dan bertujuan untuk memasang sistem pertama pada 2022,” kata Okada di Jakarta, Rabu (24/10).
Dia menambahkan, H2One adalah sistem terintegrasi yang menggunakan sumber energi terbarukan untuk melakukan proses elektrolisis hidrogen dari air, menyimpan dan menggunakan hidrogen dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan tenaga listrik bebas C02 yang stabil, ramah lingkungan, dan air panas. Salah satu penerapan HZOneTM adalah “solusi Luar-Jaringan,” yang dapat membantu mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan.
Menurut Okada, keahlian dan pengetahuan dalam bisnis hidrogen, dikombinasikan dengan kekayaan pengalaman teknologi BPPT di Indonesia, akan membantu mewujudkan masyarakat energi baru dengan sumber daya energi terdistribusi untuk setiap pulau.
Toshiba ESS telah menerapkan sistem H2One untuk berbagai aplikasi di Jepang dan terlibat dalam proyek hidrogen di Skotlandia.
Asian Development Bank, menyebutkan Indonesia saat ini menjadi negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN dan ke-16 besar di dunia. Kapasitas pembangkit listrik negara pada 2025 diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dibanding 2017, dari 50 GW menjadi 106 GW sebagaimana dilaporkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2018-2027.
Sesuai dengan kebutuhan listrik Indonesia yang semakin meningkat, Toshiba telah memasok atau menerima pesanan 16 unit turbin uap untuk termal, 42 unit turbin hidraulik dan lima unit turbin uap panas bumi di seluruh Indonesia, yang berkontribusi terhadap kapasitas gabungan hingga lebih dari 9,5GW.
Toshiba baru-baru ini juga memasok tiga turbin air 75 MW dan generator untuk proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Malea. Ini adalah tambahan pesanan dari dua buah turbin 45MW dan generator hidro sebelumnya.
Okada mengatakan H2One adalah sistem distribusi energi yang memungkinkan pasokan energi bersih dan stabil, tanpa ada pengaruh dari cuaca, ke pulau-pulau yang saat ini bergantung pada diesel dan sistem pembangkit lainnya seperti pembangkit tenaga uap.
“Kami yakin bahwa kemitraan kami akan menghasilkan penyediaan energi yang stabil, bersih, dan murah untuk Indonesia,” kata Okada.(RA)
Komentar Terbaru