JAKARTA – PT Timah Persero Tbk (TINS) segera menerbitkan Obligasi Tahap I senilai Rp1,2 triliun dan Sukuk Ijarah Tahap I senilai Rp300 miliar.
Penerbitan obligasi dan sukuk dilakukan sebagai sumber pendanaan sebagai penunjang operasional perseroan.
“Dalam aksi korporasi ini kami memberikan pilihan kepada investor untuk memilih seri yang dikehendaki,” kata Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, Direktur Utama Timah di Jakarta, Kamis (24/8)
Dana yang terhimpun akan digunakan sebesar 70% untuk belanja modal (capital expenditure/capex) yang terdiri dari rekondisi peralatan produksi serta peningkatan kapasitas produksi perseroan yang meliputi pengadaan Kapal Isap Produksi (KIP), pengadaan kapal penambangan laut teknologi tepat guna, pengadaan ausmelt dan fuming, kegiatan eksplorasi dan pembukaan tambang besar.
Sisanya sebesar 30% akan digunakan perseroan untuk pelunasan utang jangka pendek senilai Rp 350 miliar yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja .
“Dana hasil emisi sukuk ijarah akan digunakan untuk rekondisi peralatan produksi,” ujar Riza.
Kedua instrumen pendanaan yang dikeluarkan Timah merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I dengan total obligasi Rp2,1 triliun dan Sukuk Ijarah Rp700 miliar. Penerbitan ini dilakukan dalam dua seri yakni seri A dengan tenor 3 tahun dan kisaran kupon 8,5%-9% untuk obligasi dan sukuk ijarah.
Seri B memiliki jangka waktu selama 5 tahun dan kisaran kupon antara 8,75% hingga 9,25% untuk obligasi dan sukuk ijarah yang akan diterbitkan nanti.
Obligasi dan sukuk ijarah ini telah mendapatkan rating idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Perseroan juga menggandeng Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas Selaku penjamin pelaksana emisi.
Proses book building akan mulai dilaksanakan terhitung hari ini hingga 6 September mendatang. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa keuangan ditargetkan dapat diperoleh pada 18 September. Perseroan akan melakukan penawaran umum mulai 18 September-25 September dan menargetkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Oktober 2017.(RA)
Komentar Terbaru