JAKARTA – Indonesia secara resmi telah diterima sebagai salah satu anggota BRICS pada pekan lalu. Salah satu peluang bagus yang dimiliki Indonesia setelah bergabung dengan BRICS adalah kesempatan untuk membeli minyak murah dari Rusia yang juga merupakan salah satu pendiri BRICS.
Pemerintah sendiri berulang kali tidak menampik terbukanya peluang mencari sumber pasokan minyak yang murah dipasaran.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan dengan prinsip politik bebas aktif maka sebenarnya itu sudah menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan posisi Indonesia termasuk dalam bidang perdagangan.
“Kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan kenapa tidak,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.
Namun demikian rencana untuk memborong minyak Rusia itu dijamin tidak mudah. Sebenarnya bukan hanya kali ini saja isu pembelian itu menyeruak. Sejak perang Rusia – Ukraina pecah beberapa tahun lalu sebenarnya wacana untuk membeli minyak Rusia sudah mengemuka lantaran pasokan minyak Rusia banyak yang tidak diserap oleh negara-negara barat sekutu Amerika.
Indonesia dan negara – negara terancam terkena sanksi Amerika jika membeli minyak Rusia. Terbaru bahkan presiden terpilih Donald Trump memberikan penegasannya.
Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% pada negara-negara yang tergabung dalam BRICS jika mereka melemahkan dolar Amerika Serikat. Ancaman Trump ditujukan kepada 10 negara anggota BRICS yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.
Trump menuntut komitmen BRICS untuk tidak menciptakan mata uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain sebagai pengganti Dolar AS.
Sementara itu, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian, menegaskan bahwa Indonesai dan Amerika sudah menyepakati kerja sama perdagangan yang bisa memastikan kebijakan perdagangan Indonesia bisa bebas.
Indonesia, kata dia sudah kebal dengan tarif tinggi Amerika. “Jadi, kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” tegas Airlangga. (RI)
Komentar Terbaru