JAKARTA – PT Thorcon Power Indonesia, perusahaan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, akan mengoperasikan laboratorium bahan bakar molten fuel salt di ITB. Thorcon Power sebelumnya telah menandatanganani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir Thorium Molten Salt Reactor.
Bob S Effendi, Chief Operating Officer Thorcon Power Indonesia, mengatakan bahwa kerja sama ini akan menjadi embrio industri bahan bakar nuklir. Thorcon berencana membangun pabrik bahan bakar nuklir dalam 3 tahun ke depan di Indonesia, yang akan menjadi supply chain dari industri nuklir.
“Nanti setelah Lebaran laboratorium bahan bakar molten fuel salt di ITB, tahap awal melakukan penelitian pemisahan dan pemurnian. Pada tahap akhir akan menjadi embrio pabrik bahan bakar,” kata Bob, kepada Dunia Energi, Senin(3/4/2023).
Dalam nota kesepahaman tersebut kedua belah pihak sepakat untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi Molten Salt Reactor; mendukung penelitian, pengembangan dan inovasi untuk pembuatan dan uji bahan bakar Molten Salt Reactor; mendukung dalam partisipasi desain Thorium Molten Salt Reactor (TMSR); mendukung pengembangan peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi TMSR; serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam mendukung program Thorcon ke depannya.
Hal tersebut akan menjadikan ITB menjadi salah satu dari tiga perguruan tinggi di dunia selain Virginia Tech University dan University of California Berkeley yang juga bekerjasama dengan Thorcon, yang menjadi pelopor untuk penelitian dan pengembangan bahan bakar nuklir generasi maju.
Kerja sama ini akan menjadi inovasi unggulan berkelas dunia di bidang Iptek nuklir sehingga dapat memberikan manfaat demi kemajuan bangsa Indonesia.
Thorcon Power Indonesia merupakan Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Indonesia.
Sesuai hasil kajian, Badan Layanan Umum Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BLU-P3TEK KEBTKE) Kementerian ESDM, seluruh regulasi yang dibutuhkan untuk melakukan pembangunan PLTN dari sisi bauran energi maupun perijinan keselamatan instalasi nuklir sudah memadai. Dengan demikian, PLTT tipe Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) dapat dianggap sebagai salah satu solusi pembangkit listrik bebas karbon yang layak dipertimbangkan dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.
Thorcon Power berencana mengembangkan PLTT berkapasitas 500 megawatt (MW). Perusahaan asal Amerika Serikat ini telah mengidentifikasi beberapa tantangan dalam membangun PLTT (TMSR500 Power Plant). Nantinya, PT PAL Indonesia yang akan mengembangkan komponen TMSR500 Power Plant dan Test Bed Platform.
PLTT akan dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor 2 terbesar di Dunia. PLTT pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.(RA)
Bahan bakarnya thorium saja atau campuran uranium dan thorium, apa lab ini sudah mengantongi izin dari BAPETEN berkaitan dengan penggunaan thoriumnya.