JAKARTA – Energi panas bumi (geothermal) merupakan salah satu tulang punggung penyediaan energi nasional di masa mendatang dengan potensi lebih dari 23,9 Gigawatt (GW). Pemerintah menargetkan peningkatan pemanfaatan panas bumi menjadi 7.241,5 MW atau 16,8% di tahun 2025.
Riki Firmandha Ibrahim, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), mengatakan bahwa tujuan pengembangan energi panas bumi harus sejalan dengan visi Indonesia di tahun 2045, 100 Tahun Merdeka.
“Konsep, kompetensi, dan connectivity ke masyarakat harus menjadi strategi sektor energi kedepan,” katanya, saat menghadiri pertemuan yang digagas Bimasena Energy Center, di Jakarta Senin(25/1). Hadir pula dalam pertemuan tersebut adalah mantan Menteri Pertambangan dan Energi Subroto, mantan Dirjen Migas Kementerian ESDM Sujitno, mantan Dirut PT Pertamina (Persero) Ari Soemarno, serta Ketua Umum METI Surya Darma.
Riki mengatakan kehadiran pemerintah dalam membangun visi 2045, 100 Tahun Merdeka, sejalan dengan upaya Geo Dipa mengajak semua pihak untuk menjadikan Indonesia Geothermal Center of Excellence.
“Masyarakat dunia menuntut Net Zero Emission di tahun 2050-2060. Semakin tinggi menetapkan kriteria perdagangan dan pendanaan untuk proyek infrastrukur karena persyaratan ESG (Environment, Social dan Governance),” kata Riki, kepada Dunia Energi, Rabu(26/1).
Ia menjelaskan, sumber energi geothermal tidak dapat di ekspor seperti halnya energi lain yang dapat secara langsung diperdagangan di pasar dunia. Energi geothermal hanya dapat di ekspor setelah di konversi ke energi listrik.
Namun, menurut Riki, hal tersebut tentunya tidak mudah dilakukan oleh segelintir kelompok. Dibutuhkan dukungan banyak pihak.
“Karena mencakup end to end itu perlu daya/tenaga yang besar. Melalui niat dan tekad yang suci, kebenaran itu harus ditegakkan dengan sungguh-sungguh dan didukung oleh National Consensus (untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antar kelompok usaha setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan). Mufakat, open midend akan membangun trust kepada seluruh masyarakat,” ujar Riki.
Riki juga menyinggung mengenai transisi energi, yang menjadi dorongan atau kesiapan dari negara-negara di dunia dalam menggalang pendanaan untuk mengontrol penguasaan perdagangan sektor energi dan pertambangan.
Oleh karenanya, upaya menciptakan ketahanan energi yang mandiri harus terus menerus dilakukan baik dari regulasi, kesiapan penguasaan teknologi maupun masalah pendanaan.
“Ketiga bulatan besar ini harus memberikan irisan yang optimal agar infrastruktur energi ini dapat dikerjakan dengan baik dan terselesaikan,” ujar Riki.
Ia menekankan agar visi 100 Tahun Indonesia Merdeka harus terus diperjuangkan. Dalam hal ini juga perlu melihat beberapa tahun belakang, guna menyusun langkah-langkah ke depan untuk menyelesaikan masalah di sektor energi.
Saat ini Geo Dipa Energi mengelola antara lain WKP Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara/Wonosobo, dengan kapasitas cadangan 400 MW dan telah beroperasi sebesar 60 MW; WKP Patuha, Kabupaten Bandung dengan kapasitas cadangan 400 MW dan telah beroperasi sebesar 60 MW; WKP Candradimuka, Banjarnegara dengan kapasitas cadangan 90 MW dengan status eksplorasi; WKP Arjuno Welirang, yang meliputi wilayah Kabupaten Mojokerto, Pasuruan Malang dan Kota Batu; WKP Candi Umbul Telomoyo, yang meliputi Kabupaten Semarang, Magelang, Boyolali, Tumegung dan Kota Salatiga dengan kapasitas cadangan 55 MW dengan status tahap eksplorasi.
Geo Dipa yang merupakan satu-satunya BUMN yang bergerak di sektor panas bumi memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan penugasan atas WKP yang diberikan oleh pemerintah, termasuk pemanfaatan melalui proyek-proyek pembangunan dan pengembangan
“Dengan memastikan selalu kehadiran pemerintah melalui BUMN Special Mission Vehicle, maka parameter usaha bisnis geothermal yang harga listriknya belum dapat bersaing dengan energi fosil, faktor risiko di hulu dan hilir, dipastikan segera turun dan termitigasi. Mari teruskan berpikir positif, dan jangan lelah mencari terobosan untuk terus berinovasi,” kata Riki.(RA)
Komentar Terbaru