JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Subholding Gas PT Pertamina (Persero) menerapkan teknologi digital terintegrasi dengan seluruh anak usaha agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja operasional melalui skema Share Service Integrasi Data.
Faris Aziz, Direktur Komersial PGN, mengungkapkan pentingnya share service untuk monitoring pengelolaan gas bumi di sepanjang rantai nilai gas bumi di seluruh anak usaha Subholding Gas. Share service sendiri adalah “berbagi layanan” tanpa harus membuat ulang sistem dan kepemilikan tools tetap milik pemilik pertama.
Faris mengatakan dengan kemampuan memonitoring pengelolaan gas bumi, maka akan mempercepat pengambilan keputusan dan pengembangan di seluruh mata rantai bisnis gas bumi. Monitoring dilakukan dalam dua sistem yaitu sistem informasi terintegrasi dan dashboard gas nasional.
“Setelah melalui proses analisa, skema share service sebagai bentuk sistem informasi penyaluran gas PGN yang terintegrasi bernama SIPGAS dan dikendalikan di level Gas Management atau Pipeline Management. Share Service SIPGAS bertujuan untuk mengoptimalkan asset yang dimiliki, efisiensi biaya operasi dan maintenance yang ada di Anak Perusahaan PGN,” kata Faris, Rabu (20/1).
Pada sistem skema informasi terintegrasi, PGN dan anak perusahaan sebelumnya telah melakukan inventarisasi dengan mempertimbangkan berbagai aspek mulai dari kehandalan, validitas, kesesuaian dengan SOP, efektivitas biaya dan waktu, akurasi, konsistensi, koneksi, hingga personil yang akan menggunakan tools shared service. Dari aspek-aspek yang dipertimbangkan, menghasilkan sistem-sistem operasional seperti Field Instruments, Operation Controller, Telecommunication, SCADA, dan Database Collecting.
“Lingkup Share Service Integrasi Data SIPGAS ada tiga, yaitu Pre Gas Delivery, Gas Delivery, dan Post Gas Delivery,” kata Faris.
Pre Gas Delivery mencakup informasi data terkait kegiatan dan konfirmasi yang dilakukan melalui tools SIPGas, contohnya perencanaan penyaluran gas. Sementara Gas Delivery mencakup Informasi Data realtime dari titik serah dan terima kemudian dikirimkan ke
dalam SIPGas secara otomatis, contohnya operasi penyaluran gas dan pengelolaan gangguan. Terakhir, Post Gas Delivery mencakup informasi pelaporan dan validasi data yang dilakukan oleh Pertagas melalui perangkat yang tersedia dalam SIPGas.
Dashboard nasional PGN dan anak usaha merangkup seluruh operasi bisnis Subholding Gas dari Upstream hingga Downstream. Anak Usaha yang terintegrasi dengan SIPGas yakni PGN LNG, PT Nusantara Regas, PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), PT Pertamina Gas, PT Pertamina Gas Niaga, dan PT Kalimantan Jawa Gas (KJG). Kemudian pendistribusian gas sampai ke pelanggan dikelola dan Gas Distribution Mangement Regional (GDMR) I, I, III PGN dan PT Gagas Energi Indonesia selaku Anak Usaha yang menyediakan produk gas bumi tanpa infrastruktur pipa yaitu Gaslink.
Setelah tahapan pada Sistem Informasi yang terintegrasi selesai, akan dilanjutkan ke proses tersedianya Dashboard Nasional. Proses ini memiliki banyak benefit yaitu penyampaian data yang lebih cepat dan akurat, memudahkan analisis dan pengambilan keputusan oleh manajemen baik terkait operasional dan pengembangan untuk mencapai visi misi perusahaan, indentifikasi kendala operasional di Anak Perusahaan sebagai fungsi pembinaan Subholding Gas, serta analisis strategis pengelolaan gas nasional melalui Anak Usaha.
Menurut Faris, dengan adanya dashboard nasional, menunjukkan kepada stakeholder bahwa PGN memiliki pusat data atau big data terkait seluruh proses dan kegiatan mata rantai bisnis gas bumi nasional dan hal ini penting dalam menghadapi era disrupsi saat ini.
“Dashboard ini mampu memberikan informasi-informasi dan solusi yang transparan antara holding dengan anak usaha. Hal ini memudahkan untuk dikomunikasikan secara efektif dan realtime karena melalui satu server yang terintegrasi,” kata Faris.(RI)
Komentar Terbaru