JAKARTA– PT Agincourt Resources sebagai pengelola Tambang Emas Martabe di Batang Toru, Sumatera Utara, memboyong dua penghargaan Utama (perak) untuk kategori Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral (Pemegang Izin Kontrak Karya) 2015 dan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral (Pemegang Kontrak Karya) 2016 serta Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral 2016 pada perhelatan penghargaan tahunan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, pekan lalu.
Perolehan penghargaan-penghargaan di atas merupakan prestasi bagi Tambang Emas Martabe. Pada penilaian 2014, perusahaan mendapatkan penghargaan Pratama (perunggu) untuk kedua kategori tersebut.
Tim Duffy, Presiden Direktur Agincourt Resources, mengatakan, pengelolaan Tambang Emas Martabe selalu menerapkan program pemantauan lingkungan hidup secara komprehensif dan mempertimbangkan berbagai hasil studi dampak lingkungan dan sosial.
“Kami meyakini bahwa kualitas pengelolaan lingkungan pada kegiatan operasional tambang akan menjadi dasar keberhasilan jangka panjang. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi tujuan utama Tambang Emas Martabe agar selalu menjadi bagian dari industri pertambangan kelas dunia,” jelas Duffy dalam siaran pers yang diterima Dunia-Energi.
Duffy mengatakan Tambang Emas Martabe bahkan telah menyiapkan sejumlah komite khusus untuk mengawasi pengelolaan lingkungan di antaranya untuk pengelolaan air lokasi tambang, pengaliran asam tambang, dan keamanan Tailing Storage Facility (TSF/bendungan penyimpan tailing).
Terkait dengan aspek keselamatan kerja, Duffy mengklaim Tambang Emas Martabe merupakan fondasi keberhasilan jangka panjang. Perusahaan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan utamanya adalah mewujudkan nihil kecelakaan dan insiden di tempat kerja.
“Kami terus berupaya mengurangi risiko kecelakaan serendah mungkin. Kami juga telah menyiapkan sistem manajemen keselamatan,” ujarnya.
Penyerahan penghargaan untuk keselamatan pertambangan memiliki kriteria yakni upaya pencegahan kecelakaan dan statistik kecelakaan. Untuk kategori pengelolaan lingkungan beberapa unsur penilaian yakni administrasi lingkungan, pengelolaan batuan penutup, pengendalian erosi dan sedimentasi, pembibitan, reklamasi dan revegetasi, sarana penunjang serta pemantauan.
Tim penilai melibatkan para inspektur tambang dan tenaga ahli dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Pusat Studi Ilmu Lingkungan UI, Pusat Kajian Lingkungan Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB, Pusat Studi Reklamasi Tambang IPB dan Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP).
Untuk penghargaan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2015 diberikan kepada total 60 perusahaan, sementara untuk Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2015 kepada 50 perusahaan.
Adapun penghargaan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2016 diberikan kepada 65 perusahaan, sementara untuk Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2016 diberikan kepada 41 perusahaan. Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian ESDM yang telah melihat dan menghargai berbagai usaha kami ini,” jelas dia.
Tambang Emas Martabe memikiki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak.
Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama PT Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya. (dr)
Komentar Terbaru