JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mulai gusar dengan belum adanya kesepakatan antara PT Pertamina (Persero) dan PT Chevron Pacific Indonesia. Hingga akhir Januari 2020, belum ada tanda-tanda kepastian kapan Pertamina bisa mulai investasi di Blok Rokan.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengaku sudah menyiapkan rencana alternatif yang akan ditawarkan kepada para pihak. “Ya barangkali dengan kerumitan pembicaraan Pertamina dan Chevron kami harus cari alternatif lain supaya investasi 2020 bisa jalan,” kata Dwi kepada Dunia Energi di Jakarta, Selasa (4/2).
Namun Dwi belum mau merinci alternatif apa yang akan diambil SKK Migas. Dia mengatakan waktu dua minggu ke depan akan membicarakan intensif masalah transisi Blok Rokan dengan Chevron. “Kita akan bicara (intensif) dalam 1-2 minggu, bicara dengan Chevron,” tegas Dwi.
Produksi Blok Rokan pada tahun ini yang disepakati dalam Work Plan and Budget (WP&B) kembali turun menjadi 160 ribuan barel per hari (bph). Untuk tahun lalu saja produksi minyak siap jual atau lifting dari blok Rokan sebesar 190,13 ribu bph. Angka ini sebenarnya sudah turun dibandingkan tahun 2018 yakni sebesar 209,47 ribu bph. Perkiraan produksi tahun ini sendiri sudah termasuk perhitungan tidak ada kegiatan pengeboran yang sudah berlangsung di Rokan sejak tahun 2018. Sepanjang tahun lalu atau tahun 2019, Chevron hanya melakukan perawatan dan kerja ulang sumur.
Pertamina sebelumnya tegas menyatakan minatnya untuk melakukan pengeboran pada tahun ini. Pasalnya jika tidak ada kegiatan pengeboran maka penurunan produksi akan semakin tajam saat Pertamina menjadi operator di Blok Rokan pada 2021.
Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengungkapkan dalam kalkulasi yang bisa dimasukkan dalam revisi WP&B Blok Rokan nanti adalah kegiatan pengeboran 20 sumur pengembangan. Pertamina menargetkan kegiatan pengeboran bisa dilakukan pada kuartal III 2020.
“Penting sekali, pentingnya kenapa? Karena ini kan untuk meyakinkan 2020 kami betul-betul bisa melakukan pengeboran, Kuartal III, pengeboran 20-an sumur-lah,” kata Dharmawan.(RI)
Hitungannya terus bagaimana melakukan investasi pemboran Sebelum kontrak Chevron berakhir ? Keuangan blok Basisnya bagaimana ? Subsurface bgmn ? Ngebor di struktur yg berbeda ? Di reservoirs yg berbeda ?
SKKMIGAS lah yg seharusnya ngatur Chevron, harus ngapain di Blok Rokan
Rekrut penduduk tempatan utk bisa bergabung dengan Pertamina nanti biar sama sama sejahtera rakyatnya disekitar khususnya Riau.