KAMIS (30/8). Penunjuk waktu di ponsel saya memperlihatkan pukul 21.57 WIB. Tetiba pesan via WA masuk. ….terima kasih atas kerjasama, kolaborasi, dukungan yang telah diberikan selama saya menjadi direktur hulu. Semoga semua yang telah kita lakukan bersama dapat menjadi bekal kita untuk dapat memberikan yang lebih baik ke depan. Mohon dimaafkan jika dalam pergulan kita ada yang kurang berkenan. Sampaikan salam hangat saya untuk kawan-kawan-tokoh media-yang selama ini sangat mensupport Pertamina.Terus semangat, sukses, dan kita langgengkan tali silaturahmi kita. Salam juga untuk keluarga.
Pesan tersebut disampaikan oleh Syamsu Alam, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi. Untuk sesaat, saya terdiam. Sedih, tentu saja! Maklum, Pak Alam, demikian kami, teman-teman yang mengkaver berita di sektor energi dan sumber daya mineral, menyapa jebolan teknik geologi Institut Teknologi Bandung 1988 itu baru saja dicopot dari jabatannya. Pada Rabu (29/8) pagi, pemegang saham Pertamina mengganti Alam dengan Dharmawan Samsu, Head of Country BP Indonesia.
Berakhir sudah kiprah pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 2 April 1963 itu menjadi figur sentral di industri hulu migas Pertamina sejak dilantik pada 8 Desember 2014. Entah apa alasan sebenarnya dari pemegang saham mengganti sosok ramah, bersahaja dan tidak pelit ilmu kepada para awak media ini. Apalagi kinerja direktorat hulu yang dipimpinnya selama empat tahun terakhir sangat cemerlang. Alam sanggup mendongkrak produksi migas Pertamina. Aksi-aksi korporasi demi menambah produksi minyak–terutama—terus dilakukan, baik dari lapangan domestik maupun dari lapangan migas di luar negeri melalui akuisisi. Bahkan, sektor hulu Pertamina yang dipimpinnya, memberi kontribusi besar terhadap pendapatan dan laba bersih Pertamina. Saat kinerja sektor hilir menurun, sektor hilir yang dipimpin Alam berada di garda terdepan menyelamatkan kinerja keuangan perusahaan secara konsolidasi.
Syamsu Alam (kemeja putih), berfoto bersama para editor di sektor ekonomi dan energi saat buka puasa bersama pada Juli 2018. Untuk pertama kali dalam sejarah, Alam membawa seluruh SVP di direktorat hulu yang dipimpinnya saat temu media. (foto: Tatan A Rustandi/Dunia-Energi).
Karena itu, pasti akan banyak pekerja Pertamina, terutama di sektor hulu, yang jadi garda terdepan dalam menjaga performa produksi migas, terkejut dan sedih atas pencopotan mantan direktur utama PT Pertamina EP ini. Tiada angin dan hujan, tetiba Alam dicopot saat kinerja sektor hulu migas tengah dalam tren positif.
Keheranan dan keterkejutan juga—untuk sesaat- menghinggapi para jurnalis yang biasa meliput sektor ESDM. Mereka banyak yang tak percaya tokoh yang sangat dekat dengan para wartawan itu kudu diganti. Dan kalaupun terjadi pergantian posisi direktur hulu, sosok yang menggantikan Alam diduga berasal dari intern perusahaan: entah CEO salah satu anak usaha di sektor hulu atau salah satu Senior Vice President di direktorat hulu.
Tentu saja, para wartawan merasa kehilangan figur yang paling gampang diwawancarai itu. Entah sekadar konfirmasi atau untuk elaborasi isu di sektor hulu minyak dan gas bumi. Via WA, SMS, atau ditodong langsung (door stop), Alam pasti akan menjawab pertanyaan. Untuk hal yang sensitif, Alam selalu memberikan jawaban secara normatif. Tapi, terkait kinerja perusahaan, Alam akan dengan gamblang menjelaskan, termasuk memberikan data-data yang dibutuhkan si wartawan.
“Beliau itu pintar dan blak-blakan. Apa adanya,” kata Euis Rita Hatati, Editor Desk Energi Investor Dialy.
Lain lagi kata Muhammad Faizal, editor ekonomi Sindonews.com. Pak Alam memiliki kematangan ilmu dan juga matang dalam pengalaman. Karena itu, “”Jangan disia-siakan!,”
“ (Pak Alam) Profesional dan tak mudah ditekan,” kata Azis Husaini, Editor Energi Koran Kontan.
“Luwes dalam pergaulan, profesional dalam pekerjaan.” Demikian menurut Alamsyah Pua Saba, editor Portalindonesianews.com.
“Ramah, berwibawa, dan bersahaja,” ujar Alfian Tandjung, redaktur pelaksana Dunia-Energi.
“(Pak Alam) Berjiwa Garuda,” kata Aprillia Ika, editor Kompas.com.
Benar, Alam adalah figur yang sangat ramah dan bukan seorang penggila jabatan. Doktor dari Texas A&M University, Amerika Serikat pada 2001 lebih fokus memikirkan pekerjaannya. Saat namanya disebut-sebut bakal jadi pengganti Direktur Utama Pertamina Elia Masa Manik (saat dicopot April lalu) dan menjadi dirut menggantikan pelaksana tugas dirut Nicke Widyawati, Alam tampak santai dan tak dipusingkan dengan isu tersebut. Padahal, kans Alam sangat besar. Apalagi kinerja dia dalam memimpin direktorat hulu sangat moncer. Lagipula, di jajaran BOD Pertamina, Alam termasuk yang paling senior selain Direktur Keuangan Arif Budiman. Toh, Alam tak memusingkan dengan berbagai rumor yang merebak saat itu sampai kemudian pemerintah akhirnya menetapkan Nicke sebagai dirut Pertamina definitif. “Saya tidak mengikuti berita-berita terkait itu. Masih banyak pekerjaan lain,” ujar Alam dalam pesan singkat kepada saya pada 19 Juli 2018.
Perhatian Mendalam
Syamsu Alam adalah sosok pekerja keras dan perduli pada anak buah. Itu menurut pengakuan Agus Amperianto, General Manager Pertamina EP Asset 4, unit bisnis PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero). Menurut Agus, Alam memberikan perhatian mendalam kepada anak buah yang bekerja sebagai ujung tombak pekerja di lapangan.
“Beliau tidak segan untuk diskusi bahkan menyapa dan merokok bareng pada saat istirahat. Dari situ, belia akan memperoleh banyak masukan untuk catatan perbaikan di tingkat manajemen yang bisa beliau sampaikan langsung kepada FM (field manager) atau GM (general manager) operasi,” ujar Agus yang pernah menduduki tiga kali jabatan field manager, yaitu Rantau Field, Cepu Field, dan Ramba Field.
Syamsu Alam saat melihat buku mengenai Kemandirian Field Rantau dari Agus Amperianto, saat itu FM Rantau Pertamina EP Asset 1. (Foto: Dokumentasi PEP)
Ada pengalaman berkesan yang dialami Agus saat menjabat Field Manager di Lapangan Rantau (Pertamina EP Asset 1) di Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam. Rantau adalah salah satu wilayah kerja Pertamina EP di bekas daerah konflik di wilayah Aceh. Alam mendorong dan memotivasi Agus untuk bisa berbuat dan mendukung program program kerja di masyarakat agar mandiri dan memahami serta mendukung kegiatan operasi Pertamina di sana. Hasilnya? “Dari sisi lingkungan, kami termotivasi membuat lingkungan kerja bersih & tertib, serta masyarakat di seputar daerah operasi mandiri,” ujar Agus.
Menurut Agus, penilaian itu akhirnya dikuatkan dengan pengakuan pemerintah pusat melui Dewan Proper menganugerahi Lapangan Rantau dengan peringkat Emas. Tentu saja raihan Proper Emas itu membuat kebanggaan tersendiri bagi pemerintah daerah dan pemerintah propinsi Aceh pada saat itu. Apalagi, raihan Proper Emas untuk Lapangan Rantau adalah satu-satunya lapangan hulu di Pertamina yang pertama kali memperoleh peringkat dan akhirnya menjadi budaya yang berkelanjutan bagi pengelolaan operasi Pertamina EP saat ini dimana pun.
“Sesudah itu, saya bersama Bu Camat diundang khusus oleh Pak Alam untuk menyampaikan sharing session suka & duka di depan para direktur AP Hulu dan para SVP di Direktorat Hulu. Diterima dan disalami langsung oleh Pak Alam saat itu, rasanya bangga sekali,” ujar Agus.
Arya Dwi Paramita, External Communication Manager PT Pertamina (Persero), juga punya pengalaman menarik. Awal tugas Arya bersama Alam saat di Pertamina EP. Kepemimpinan Alam dinilai memberikan inspirasi bagi pekerja Pertamina untuk selalu peduli kepada lingkungan. Pada suatu malam di salah satu pulau di Kepulauan Seribu, menurut Arya, Alam sempat menegaskan kepada pekerja Pertamina saat itu untuk peduli kepada lingkungan hidup. “Kalau kamu bor satu sumur, kamu harus menanam seribu pohon,” ujarnya.
Selain itu, komitmen Alam terhadap HSSE juga sangat kuat. Pernah suatu hari Alam mendadak meminta simulasi kesiapan tim pemadam api di lokasi fasilitas produksi perusahaan. Dan ini dilakukan walau kondisi hujan di sore hari di Kalimantan. “Ini cara unik beliau mengingatkan bahwa ada yang harus diperbaiki oleh manajemen dan petugas di lapangan tersebut,” katanya.
Tak hanya itu, menurut Arya, Alam juga tidak membatasi diri dengan media. Dia mengaku menjalankan tugas media relations menjadi sangat menyenangkan di era kepemimpinan Alam. Dalam banyak kesempatan Alam terlihat berada di tengah komunitas wartawan dengan akrab dan tanpa rasa canggung atau kaku. “Semua berjalan sempurna. Tidak jarang juga beliau yang mendahului menghampiri rekan-rekan media,” katanya.
Arya juga menilai sosok Alam adalah seorang yang sangat taat beribadah. “Sholat itu nomor satu!” Itu yang kerap disampaikan Alam kepada Arya dan juga para pekerja Pertamina lainnya. Tak jarang, dalam beberapa kesempatan, walaupun dalam forum rapat, saat mendengar azan, Alam segera beranjak untuk sholat.
Arya Dwi Paramita, External Communication Manager PT Pertamina (Persero). (Dok Pribadi)
Saat Alam dilantik jadi Direktur Hulu, Arya bertugas di BOD Support. Arya sempat mendampingi Alam dalam beberapa penugasan. “Dalam beberapa kesempatan saya beruntung bisa berfoto bareng dengan beliau, bahkan beberapa frame foto saya adalah hasil bidikan beliau,” ujar Arya yang sangat mahir dalam membuat sketsa.
Di luar itu, lanjut Arya, Syamsu Alam adalah penyuka musik rock. Eagles, Rolling Stones, Robbie Williams, dan beberapa musisi rock lainnya kerap menjadi pilihannya. Bagi pekerja Pertamina, Alam adalah sosok pemimpin yang sangat humble dan bersahabat sehingga menjadi inspirasi. “Sukses dan sehat terus untuk Pak Alam. Keep Rocking, Pak,” ujar Arya. (DR)
Komentar Terbaru