JAKARTA – Kecamatan Tambora, Jakarta Barat telah dinobatkan sebagai kawasan paling padat penduduk di Asia Tenggara. PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) menggelar sosialisasi pemakaian listrik secara tertib, guna menurunkan risiko kebakaran di wilayah itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Disjaya, Roxy Swagerino menyebutkan, Tambora dinobatkan sebagai kawasan terpadat se-Asia Tenggara, karena kecamatan seluas 542,09 hektar itu dihuni oleh 276.000 jiwa penduduk.
“Perumahan yang padat dengan gang sempit, menyebabkan wilayah ini sering terkena musibah kebakaran, yang disebabkan oleh pemanfaatan listrik secara tidak benar. PLN Disjaya melalui program “Sahabat PLN Berbagi Ilmu” memberikan sosialisasi dan edukasi pemakaian listrik secara tertib kepada penduduk di kawasan itu,” ujar Roxy di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2013.
Pelaksanaan program “Sahabat PLN Berbagi Ilmu” ini, kata Roxy, bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN. Bertempat di halaman pusat perbelanjaan “Season City” Tambora, sejak 23 Juni 2013 masyarakat mendapatkan penjelasan tentang bahaya kebakaran, akibat pemakaian listrik yang tidak tertib.
Salah satu metode edukasi yang disuguhkan dalam program ini, adalah simulasi terjadinya kebakaran akibat pemakaian instalasi listrik yang tidak standar. “Diharapkan masyarakat bisa memahami pentingnya instalasi listrik rumah yang standar, agar terhindar dari bahaya kebakaran,” jelas Roxy.
Penertiban Sambungan Listrik
Masih dalam rangkaian pelaksanaan program “Sahabat PLN Berbagi Ilmu” di Tambora, pada Rabu, 3 Juli 2013, PLN Disjaya bekerjasama dengan aparat kecamatan setempat, menggelar Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).
Penerbitan itu dilakukan secara serempak di 11 kelurahan di Kecamatan Tambora. Yaitu Kelurahan Kali Anyar, Kelurahan Duri Utara, Kelurahan Duri Selatan, Kelurahan Krendang, Kelurahan Angke, Kelurahan Pekojan, Kelurahan Jembatan Besi, Kelurahan Jembatan Lima, Kelurahan Tambora, Kelurahan Tanah Sereal, dan Kelurahan Roa Malaka.
Tiap keluarahan diperiksa oleh dua regu P2TL, sehingga sebanyak 22 regu diturunkan dalam sweeping listrik gabungan. Beberapa lembaga yang terlibat dalam penertiban itu adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat, Konsuil, Dinas Pemadam Kebakaran, Komando Rayon Militer (Koramil) Tambora, dan Kepolisian Sektor (Polsek) Tambora.
“P2TL ini bertujuan menertibkan sambungan listrik illegal, maupun KWH meter penduduk yang sudah dipengaruhi (dikutak-katik guna merekayasa pembayaran listrik agar lebih murah, red),” ujar Roxy.
Ia menerangkan, KWH meter atau sambungan listrik yang sudah dikutak-katik, tentu tidak lagi sesuai dengan standar PLN. KWH yang tidak standar, merupakan salah satu penyebab kebakaran.
“PLN berharap masyarakat akan secara sadar memanfaatkan energi listrik secara bijak, agar kebakaran bisa dihindari,” tukas Roxy.
(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru