JAKARTA – Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) hingga kini masih belum secara maksimal memproduksi gas. Padahal lapangan yang dioperatori oleh Pertamina EP Cepu (PEPC ) itu ditargetkan sudah bisa memproduksi secara full scale di akhir bulan Maret lalu.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) akhirnya buka suara terkait belum maksimalnya produksi JTB.

Wahju Wibowo Djasmari, Deputi Eksploitasi SKK Migas, mengungkapkan saat ini lapangan JTB sedang proses ramping up produksinya menuju full capacity. Namun dalam perjalanannya memang ditemui beberapa kendala. Dia menegaskan kendala tersebut sifatnya masih wajar dan memang lumrah terjadi di dalam proyek yang baru selesai.

“Meleset sedikit semoga kendala operasional bisa cepat teratasi. Saat ini sedang fine tune untuk kondisi operasi yang paling optimum sambil menaikkan laju produksi ke level kapasitasnya,” kata Wahju kepada Dunia Energi, Selasa (4/4).

Dunia Energi juga mendapatkan informasi dalam rangka mencapai produksi sesuai kapasitas fasilitas pemrosesan lapangan PEPC ternyata juga mendapatkan kendala dari sisi penyerapan gas. PGN sebagai salah satu pihak yang bakal mendapatkan jatah gas JTB ternyata tidak bisa menyerapnya secara maksimal sesuai kesepakatan.

Menurut Wahju masalah penyerapan gas ini juga jadi salah satu kendala yang dihadapi di proyek JTB. “Ini salah satu bagian dari kendala operasional juga,” ujar Wahju.

Sementara itu, Nanang Abdul Manaf, Wakil Kepala SKK Migas saat dikonfirmasi Dunia Energi menuturkan masalah yang ditemui saat proses ramping up sudah ditemui. “Masih ada masalah di Compressor. Ada kebocoran di seal-nya. Sedang ditanggulangi. Butuh beberapa hari,” ungkap Nanang.

Kapasitas produksi JTB sebesar 192 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik, industri, dan pabrik pupuk di wilayah Jawa Timur serta Jawa Tengah juga memenuhi kebutuhan rumah tangga di Lamongan melalui program jaringan gas (jargas). Alokasi gas JTB untuk PLN sebesar 100 MMscfd, 70 MMscfd untuk pelanggan eksisting PGN, kemudian 0,2 MMscfd untuk jargas kota Lamongan serta sisa gasnya sedang dicarikan pembeli yang tepat dan rencananya diperuntukkan untuk potensial pembeli dari golongan industri yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lapangan Gas JTB adalah gabungan/unitisasi dari bagian Wilayah Kerja Cepu atau Blok Cepu serta Wilayah Kerja Pertamina EP. Lapangan Gas JTB kini menjadi lapangan gas onshore terbesar di Indonesia. (RI)