JAKARTA- Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) memberikan penghargaan lifetime achievement, yaitu “Saguna Ila Lestari” kepada almarhum Prof Dr Ir Setyo Sarwanto Muridik, DEA karena dedikasinya yang dinilai luar biasa dalam pengembangan Ilmu Lingkungan.

Direktur SIL UI Tri Edhi Budhi Soesilo dan Ketua Komite SIL UI Prof Haryoto Kusnoputranto menyerahkan penghargaan tersebut kepada istri almarhum pada puncak perayaan Dies Natalis ke-8 SIL UI di Gedung IASTH, Kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2024).

Prof Setyo wafat pada Kamis, 20 Juni 2024 dan dimakamkan di TPU Juruk Purut, Jakarta Selatan. Kelahiran Bogor pada 68 tahun silam itu ditabalkan sebagai guru besar Teknik sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia, September 2021. Saat menyampaikan pidato pada pengukuhan guru besar FT UI berjudul “Lintas Batas Sains Air dan Tantangan Inovasi Teknologi”, Setyo menyoroti soal permasalahan pengelolaan air yang tidak dapat dipandang remeh.

Saat itu Setyo mengatakan, terdapat tantangan dalam pengelolaan air, antara lain pengelolaan air hujan dan adaptasi terhadap perubahan iklim, meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendorong penggunaan energi semakin efisien, dan perhatian terhadap emerging kontaminan. Setyo juga menyebutkan hal tak kalah penting, yaitu kepatuhan pada undang-undang karena ini bermuara pada tata kelola air, serta penyediaan pembiayaan infrastruktur.

Dari tantangan tersebut, Setyo menguraikan tujuh solusi, yaitu meliputi emerging technology pengolahan yang digunakan, pengendalian sumber polusi dan perubahan perilaku, penghijauan kota dan solusi berbasis daerah tangkapan yang merupakan prinsip alami yang diterapkan melalui Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan konsep bioswole, pengolahan limbah terkonsentrasi dan instalasi lebih hemat energi. Solusi lain adalah pendekatan inovasi untuk penyediaan pengolahan air limbah pedesaan melalui pendekatan teknologi alami seperti wetland, pembiayaan berkelanjutan mencakup investasi infrastruktur, serta mengaktifkan ekonomi sirkular pada setiap pemanfaatan timbulan yang memiliki nilai tambah secara ekonomi.

Setyo bergabung sebagai dosen FTUI sejak 1985 hingga wafat. Dia menyelesaikan gelar Insinyur Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan di ITB Bandung (1983). Kemudian pada 1988, almarhum melanjutkan Diplome d’Études Approfondies, d’Hydrologie Science de l’Eau et Amenagement, di Universite de Montpellier II France. Setyo juga merupakan dosen senior pada SIL UI. (DR)