JAKARTA – Guna mensiasati lesunya pasar dan turunnya harga batubara saat ini, PT Adaro Energy Tbk memilih melakukan pengendalian biaya dan meningkatkan efisiensi. Salah satunya dengan menurunkan belanja modal (capital expenditure/capex) 2012, dari sebelumnya USD 650 – 700 juta menjadi USD 400 – 500 juta.
Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Thohir mengungkapkan, penurunan belanja modal yang terbesar ialah pada pembelian alat berat. Menurutnya, pembelian alat berat untuk tahun ini bisa ditunda, karena kapasitas armada Adaro masih mencukupi untuk pencapaian target produksi. Adaro pun telah menurunkan target produksi batubaranya di 2012, dari 50 – 53 juta ton menjadi 48 – 51 juta ton.
Selain itu, untuk menekan biaya, pada Semester I-2012 Adaro juga berhasil mengurangi transaksi dan pembayaran dimuka hingga 8,5%. Transaksi dan pembayaran dimuka Adaro pada Semester I-2012 sebesar USD 184,3 juta.
Transaksi itu diantaranya untuk membeli alat-alat berat dan generator turbin uap pembangkit listrik mulut tambang 2×30 MW yang sedang dibangunnya di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, sebesar USD 123 juta. Juga untuk membiayai proyek pengembangan pertambangan batubara senilai USD 18,9 juta. Selebihnya adalah transaksi dimuka untuk bahan bakar, sewa, dan asuransi.
Diketahui, pendapatan bersih Adaro pada Semester I-2012 naik 9,1% menjadi USD 1.931 juta. Kenaikan pendapatan ini didorong oleh kenaikan rata-rata harga jual batubara Adaro sebesar 10,2% (y-o-y) sebagai dampak tingginya harga batubara pada akhir 2011 dan awal 2012.
Volume produksi dan penjualan batubara Adaro sendiri pada Semester I-2012 cenderung tetap. Yakni produksi 23,01 juta ton dan penjualan 23,69 juta ton. Selama enam bulan pertama 2012, Adaro juga berhasil memproduksi 3,73 juta ton batubara E4000, di tambang Wara, Kalimantan Selatan. Angka ini naik 47,0% dibandingkan semester pertama tahun lalu.
Garibaldi Thohir mengaku puas dengan kinerja perusahaannya, ditengah kondisi pasar batubara yang sedang sulit pada Semester I-2012. Ia pun mengaku Adaro ikut terkena dampak dari kondisi tersebut. “Namun kami tidak akan kehilangan fokus terhadap bisnis inti, dan akan terus melakukan peningkatan
efisiensi, dan mempertahankan neraca keuangan yang kuat,” jelasnya pada Kamis, 30 Agustus 2012.
Garibaldi mengatakan, dalam situasi seperti sekarang ini, Adaro akan fokus pada kegiatan operasional utama. “Kami tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target utama, yaitu menciptakan nilai yang berkelanjutan dari batubara Indonesia, dengan membangun Adaro Energy yang lebih baik dan lebih efisien,” tandasnya.
ayo, mari kita optimalkan potensi pertambangan indonesia