CIREBON – PT PLN (Persero) melakukan strategi khusus untuk memastikan kelancaran pasokan listrik pada masa liburan lebaran idul fitru 1446 H. Salah satu langkahnya adalah dengan menyelesaikan semua pemeliharaan atau maintenance sebelum memasuki masa mudik.

Yuliot Tanjung, Wakil Menteri ESDM, menyatakan untuk antisipasi adanya gangguan maka PLN harus memastikan kondisi infrastruktur baik sebelum masa satgas berlangsung

“Jadi yang kita lakukan di kementerian ESDM itu adalah meminta kepada PLN untuk melakukan maintenance lebih awal. Jadi ini supaya tidak terjadi gangguan selama masa perayaan Idul Fitri,” kata Yuliot ditemui Dunia Energi disela kunjungannya di UP3 PLN Cirebon, Jumat (28/3).

Sementara itu, Adi Priyanto, Direktur Distribusi PT PLN (Persero), menegaskan bahwa PLN telah melakukan persiapan awal bahkan sebelum pemerintah menetapkan masa satgas lebaran. “Kami melakukan persiapan awal yang lebih matang, dimana siaga kami kan mulai tanggal 17 Maret kemarin sampai dengan tanggal 11 April nanti. Sehingga kami pada saat hari siaga itu, kami tidak melakukan pemeliharaan pembangkit, transmisi sampai dengan distribusi, kecuali ada hal-hal emergency, kami segera siap sigap untuk menyelesaikan,” kata Adi.

Secara nasional selama masa mudik lebaran ini daya mampu pasokan listrik PLN bisa mencapai 67.415 Megawatt (MW). Sementara beban puncak mencapai 45.280 MW. Kemudian Reserve margin mencapai 22.135 MW atau sekitar 49%. Kondisi ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Sementara dari sisi pasokan bahan baku energi, rata-rata Hari Operasi Pembangkit (HOP) sudah mencapai sekitar 20 hari.”Kami mulai dari ketersediaan energi primer, itu kami jaga 20 sampai dengan 25 hari, bahkan ada yang beberapa pembangkit, itu kita sediakan HOP-nya sebanyak 30 hari,” ujar Adi.

PLN juga memastikan kesiapan pembangkit listrik yang difungsikan sebagai backup pembangkit lain jika mengalami kendala. “Sehingga apabila ada pembangkit satu rusak dan sebagainya, itu bisa langsung change over ke pembangkit yang lain,” ungkap Adi.

Dari sisi infrastruktur pendukung yang lain adalah ketersediaan SPKLU. Ini jadi salah satu fokus utama yang juga diminta oleh pemerintah lantaran meningkatnya jumlah pengguna kendaraan listrik.

Untuk tahun ini, PLN telah menambah ketersediaan SPKLU di berbagai titik, terutama di Rest Area jalur tol trans jawa. terutama untuk khusus Jawa Bali ini setiap rest area itu juga sudah kami siapkan SPKLU. “Jarak antara SPKLU dengan SPKLU yang lain itu rata-rata sekitar 22 km, jadi yang semula tahun lalu itu sekitar 46 km, sekarang karena sudah kita rapatin semua, jadi sekarang hanya tinggal 22 km jarak antara SPKLU,” jelas Adi. (RI)