JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Tugas Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan PT Pertamina (Persero) siap meningkatkan produksi Blok Rokan pasca menjadi operator pada 2021 setelah berakhirnya kontrak PT Chevron Pacific Indonesia.
Sukandar, Wakil Kepala SKK Migas, mengatakan Enhance Oil Recovery (EOR) menjadi cara Pertamina untuk meningkatkan produksi di Rokan. “Kami evaluasi, ada planning implementation EOR dalam skala full scale,” kata Sukandar di Jakarta, belum lama ini.
Ia menambahkan, peningkatan produksi yang dijanjikan Pertamina bisa mencapai 100% dari rata-rata produksi dalam beberapa tahun terakhir. Optimisme Pertamina merujuk pada potensi minyak di Rokan yang masih bisa ditingkatkan produksinya secara teknikal.
“Ada peningkatan 200 ribu barel per hari (bph), secara teknikal masih memungkinkan, tinggal cara bawanya,” kata Sukandar.
Pilot project EOR sudah dilakukan Chevron dan Pertamina hanya tinggal melanjutkan. Apalagi berbagai infrastruktur dan fasilitas yang dibutuhkan sudah tersedia.
“Bukan hanya di Minas, tapi ada area lain. Misalnya, di area Duri Steam Flood juga masih ada,” katanya.
Dalam dokumen term and condition kontrak pengelolaan Blok Rokan disebutkan, untuk komitmen kerja pasti lima tahun pertama menyiapkan total dana sebesar US$ 339,6 juta atau Rp 4,9 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS)
Tahapan EOR sudah langsung dilakukan pada tahun pertama dengan studi dan memerlukan biaya US$1,5 juta. Kemudian tahun kedua studi EOR kembali dilakukan dengan dana yang dianggarkan sebesar US$ 2,5 juta.
EOR secara besar-besaran baru dilakukan kembali pada tahun keempat yakni stage 1 EOR patterns dengan dana yang disiapkan sebesar US$ 247 juta dilanjutkan pada tahun kelima yakni stage 1 steam flood Kulin atau Rantau Bais dengan menghabiskan dana sebesar US$ 88,6 juta.
Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan Pertamina harus mengerahkan segala kemampuannya dalam mengelola Blok Rokan, termasuk dengan metode EOR. Bahkan, pemerintah dinilai percuma menyerahkan Blok Rokan ke Pertamian jika produksinya nanti tidak mencapai 500 ribu bph.
“Kami bilang Pertamina satu yang penting supaya bisa menggunakan segala teknologi, mau EOR supaya bisa paling kurang setengah juta barel (500 ribu barel per hari). Kalau tidak percuma diserahkan ke Pertamina,” kata Jonan.(RI)
s
Komentar Terbaru