JAKARTA – Rencana penggunaan bahan bakar B40 di sektor alat mesin pertanian kini tengah dalam proses Uji Cold Startability untuk menguji mampu nyala diesel penggerak traktor setelah didiamkan (soaking) pada temperature rendah. Uji Cold Startability ini akan dilaksanakan selama enam bulan yakni sejak 27 Mei sampai dengan 27 November 2024.
Selama pengujian Cold Startability, setiap hari bakal dilakukan monitoring terhadap temperature lingkungan, kelembaban lingkungan, temperatur bahan bakar dan temperature oli.
Mustafid Gunawan Kepala LEMIGAS menjelaslan dalam kegiatan uji B40 sektor alsintan ini, LEMIGAS berperan sebagai pelaksana uji yang dikoordinatori oleh Direktorat Bioenergi, Ditjen EBTKE serta pendanaan oleh BPDPKS.
“Untuk lebih memastikan kinerja B40 pada alat mesin pertanian, LEMIGAS bersama PT Yanmar Diesel Indonesia, PT Kubota Indonesia, dan PT Tri Ratna Diesel Indonesia yang berkontribusi dalam mesin uji, serta PT Pertamina (Persero) dan Aprobi yang berkontribusi penyediaan bahan bakar, melakukan uji Cold Startability, sehingga masyarakat nantinya dapat merasakan performa yang maksimal dari B40”, jelas Mustafid di Jakarta (28/5).
Nantinya pengujian dilakukan menggunakan 10 unit mesin diesel penggerak traktor dari 2 merk yang umum di pasaran. Dalam uji cold startability, seluruh mesin traktor yang akan diuji tankinya dikosongkan terlebih dahulu lalu diisikan bahan bakar B40. Setelah tanki terisi dengan bahan bakar B40, masin lalu dinyalakan selama 30 menit dan kemudian hot startability sebelum di-soaking. Tahapan selanjutnya dilakukan soaking. Pada tahap ini mesin traktor dikelompokan dan didiamkan selama 6 bulan. Dilakukan pengecekan temperatur bahan bakar dan oli secara berkala.
Mustafid menuturkan setelah melalui tahap soaking, selanjutnya tahap starting. Dilakukan penyalaan mesin secara paralel dan waktu penyalaan diukur dengan stopwatch.
“Setiap pengujian cold startability dilaksanakan, akan disaksikan secara bersama-sama oleh semua stakeholder, agar keterbukaan dan keberterimaan hasil uji tetap terjaga untuk menumbuhkan keyakinan akan kredibilitas mutu pengujian,” ungkap Mustafid. (RI)
Komentar Terbaru