JAKARTA – Pergantian posisi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) kembali ramai diperbincangkan. Ini tidak lain karena kedatangan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Rabu (13/11). Baik Ahok maupun pihak Kementerian BUMN sudah sama-sama satu suara bahwa kedatangan mantan orang nomor satu DKI Jakarta ini untuk memenuhi ajakan Erick Thohir, Menteri BUMN menjadi salah satu bos BUMN.
Pertamina jadi salah satu BUMN yang disorot akan alami pergantian direksi dan nama Ahok sontak jadi salah satu calonnya.
Informasi Ahok yang akan segera menggantikan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina dibantah oleh serikat pekerja Pertamina.
“Hanya gosip saja,” kata Ari Gumilar, Ketua Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu saat dikonfirmasi Dunia Energi, Rabu (13/11).
Sumber Dunia Energi menyatakan ada satu nama lain yang mencuat dan lebih kuat menjadi kandidat pengganti Nicke, yakni Fatar Yani Abdurrahman. Praktisi migas yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Ari sendiri mengaku belum mengetahui lebih jauh terkait rencana pergantian direksi. Tapi ia memastikan para pekerja akan mendukung siapapun yang duduk di kursi Pertamina 1 jika memiliki itikad dan niat baik untuk memajukan Pertamina. “Siapapun yang baik kita support yang kurang ajar kita kasih pelajaran,” katanya.
Sampai saat ini Fatar Yani belum menjawab konfirmasi Dunia Energi. Sosok Fatar Yani sendiri bukanlah orang baru di industri migas baik nasional maupun internasional. Berbagai jabatan penting di perusahaan migas papan atas dunia pernah diembannya.
Sebelum menjadi Wakil Kepala SKK Migas, Ia terlebih dulu menjadi Deputi Operasi SKK Migas.
Pria kelahiran 12 Oktober 1965 ini memulai karir di dunia migas sejak 30 tahun lalu atau pada 1989 di PT Arun LNG setelah sebelumnya mendapatkan pelatihan sebagai Junior Petroleum Engineer di Arco Indonesia. Karirnya kemudian berlanjut di AsPac and Middle East (ExxonMobil) sejak 2001 hingga 2006. Kemudian melanjutkan karir di perusahaan minyak Amerika Serikat lainnya, ConocoPhillips sebagai Field Operation Manager pada 2006 hingga 2009.
Sebelum berkarir di SKK Migas, Fatar Yani sempat berkarir di Shell dan dilanjutkan ke Petronas, perusahaan migas asal Malaysia.(RI)
Serikat pekerja tak akan nolak org bersih. Kecuali pekerja sarikat mafia.
Sebentar lagi pekerja2 Mafioso yang menguasai Pertamina sampai Direksi dan BPH Migas dan kantor ESDM tak berkutik akan bertekuk lutut pada Dirut baru yg harus lebih “gila” drpd mereka.
Org gila itu salah satunya Ahok. Wani?
Semoga Pertamina lebih maju dengan dipimpin orang yg ikhlas dan betul2 memajukan Pertamina. 👍🙏
Amin yarobbalalamin 🙏semoga karir pean naik adikq sayank
Masa mantan napi jd dirut???
Jadi napi jg krn dikarbit onta
BUMN perlu orang kuat dan berani, juga berpikiran tajam …
Amanah serta mementingkan bangsa dan negara.
Titik.
Fatar Yani sosok yg tepat menduduki jabatan dirut Pertamina
Ini ada ada aja…ttg direksi dll di BUMN jls di tentukan TPA…jgn atur atur negaralah…klo ntak bener menjalankan pertamina baru SP nya ribut..tp tdk ada hak SP mengatur ngatur petinggi BUMN kecuali SP diajak utk memberi pendapat dan masukan…ttg penjahat..blm adil aja hukum menyentuh org org..klo adil..byk yg di penjara…tdk ada yg hebat .. hanya keberanian dan niat baik utk membuat BUMN jd ok….otto geo/mantan presiden serikat pekerja pertamina seluruh indonesia
Yang jelas selama mereka sudah bersih, kompenten dan memang bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa kenapa tidak. Terlepas dia bekas napi atau tidak, terlepas muslim atau non muslim. Yang penting jujur, terbuka, berani, tegas, dan ga neko neko.
Fatar Yani itu sosok yg cerdas dan cukup competent menduduki posisi Dirut Pertamina, asli org Aceh didikan ExxonMobil, typical nya tegas dan fokus..gak bisa se enaknya di atur oleh Ahok.