JAKARTA – Penerapan program campuran fatty acid methyl ester (FAME) pada bahan bakar solar sebanyak 30% atau biodiesel 30 (B30) yang rencananya akan dimulai pada tahun depan akan langsung berdampak pada serapan biodiesel. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memprediksi konsumsi biodiesel tahun depan bisa mencapai 9 juta Kilo Liter (KL).
M.P. Tumanggor, Ketua Umum Aprobi mengatakan, para pelaku usaha produsen biodiesel sangat siap dengan program B30 karena dari sisi kapasitas produksi masih sangat mumpuni jika terjadi lonjakan serapan biodiesel akibat peningkatan campuran biodiesel ke solar.
“Sekarang industri terpasang yang memproses FAME itu lebih kurang 12 juta KL dari 19 pabrik. Sekarang kami ekspor 1,5 juta KL, untuk dalam negeri sekitar 6 juta KL. Masih bisa kira-kira 5 juta KL lagi. Jadi kalau 2020 tambah lagi 3 juta, baru 9 juta KL,” kata Tumanggor di Jakarta, Jumat (14/6).
Bahkan jika ada peningkatan permintaan di pasar luar negeri para produsen menyatakan pasokan untuk biodiesel dalam negeri tidak akan terganggu. Dengan adanya program B30 para pelaku usaha juga mulai memikirkan untuk meningkatkan investasi dengan menambah pabrik untuk memproduksi biodiesel.
“Tambah ekspor 1,5 juta KL (tahun depan), baru 10,5 juta KL. Masih ada idle 1-1,5 juta KL. Tapi dengan kebijakan seperti ini banyak juga pengusaha sekarang yang sedang mau membangun pabrik biodiesel,” katanya.
Menurut Tumanggor, ada dua pabrik baru yang tengah memasuki tahap konstruksi dengan total tambahan kapasitas mencapai 1 juta KL.
Kesanggupan memasok biodiesel juga diikuti dengan melimpahnya pasokan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) yang produksinya sekitar 42 juta ton.
Tumanggor mengatakan realisasi serapan biodiesel hingga April 2019 sudah tercatat sekitar 2,1 juta KL ditambah dengan ekspor biodiesel sehingga total penyerapannya adalah sekitar 2,7 juta KL.
Pemerintah baru saja meresmikan uji coba penggunaan B30 untuk kendaraan. Uji coba ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi yang akan menjadi bahan evaluasi sebelum penerapan B30 secara penuh pada 2020 mendatang.
Dadan Kusdiana, Kepala Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), mengungkapkan penerapan B30 akan langsung berdampak pada impor BBM yang selama ini cukup besar.
Jika jumlah biodiesel tahun depan yang diserap mencapai kisaran 8 juta – 9 juta KL maka jumlah itulah impor BBM yang bisa dihindari.
“Berapa nilainya, kalikan saja misalkan HIP untuk Rp 8.900 per liter. Kalau 8 juta-9 juta KL sekitar Rp 70 triliunan dengan sekarang berarti US$ 6 miliar (hematnya),” kata Dadan.(RI)
Komentar Terbaru