JAKARTA – Realisasi lifting migas pada kuartal I 2021 boleh jadi kurang menggembirakan karena tidak mencapai target. Namun dari sisi penerimaan, pemerintah bisa sedikit tersenyum. Pasalnya realisasi penerimaan dari sektor hulu migas realisasinya cukup positif.
Hingga akhir Maret lalu penerimaan hulu migas mencapai US$3,29 miliar atau 45,2% dari target 2021 sebesar US$7,28 miliar.
SKK Migas mencatat secara total penerimaan migas per Maret lalu mencapai US$6,67 miliar yang mencakup penerimaan negara US$3,29 miliar, penerimaan KKKS US$1,65 miliar, dan cost recovery US$1,73 miliar. Sementara target penerimaan migas dipatok US$21,07 miliar di mana penerimaan negara US$7,28 miliar, penerimaan KKKS US$5,72 miliar, dan cost recovery US$8,07 miliar.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengungkapkan tren harga minyak mentah yang terus membaik turut mendongkrak penerimaan negara. Realisasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) per Maret lalu mencapai US$59 per barel padahal asumsi pemerintah hanya US$45 per barel.
“Tetapi kalau kita hitung atas dasar pengaruh ICP, maka penerimaan negara semestinya hanya US$ 2,4 miliar. Jadi ada US$ 0,8 miliar yang dihasilkan atas dampak yang lain,” ungkap Dwi, dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/4).
Selain itu, KKKS juga mampu menekan biaya investasi yang dapat dikembalikan negara atau cost recovery. Hingga Maret, realisasi cost recovery tercatat US$ 1,73 miliar atau 21,4% dari target US$ 8,07 miliar. “Ada US$600 juta efisiensi cost yang tercipta di kuartal pertama,” kata Dwi.
Realisasi biaya yang cukup efisien pada awal tahun ini akan menjadi standar di masa mendatang. SKK Migas mencatat total biaya produksi per barel di kuartal pertama 2021 tercatat hanya sebesar US$ 11,88 per barel setara minyak, lebih rendah dari realisasi di kuartal I-2020 yang mencapai US$ 14,21 per barel setara minyak.
“Ini diharapkan menjadi standar baru ke depan untuk cost recovery agar bisa ditingkatkan efisiensinya,” ujar Dwi.
Arief S Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, menuturkan serapan gas yang positif menjadi salah satu faktor pendorong baiknya penerimaan negara.
Dengan realisasi per Maret itu, SKK Migas optimistis bisa mencapai target penerimaan negara maupun cost recovery. “Dengan cost recovery US$ 1,13 miliar kalau dikali empat, masih bisa mencapai target US$8,07 miliar,” kata Arief.(RI)
Komentar Terbaru