JAKARTA – Realisasi produksi batu bara hingga semester I 2018 masih jauh target. Data yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan hingga pertengahan tahun ini realisasi produksi belum sampai 50% dari target 485 juta ton.
Produksi berasal dari perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B), izin usaha pertambangan (IUP) penanaman modal asing dan PT Bukit Asam Tbk.
Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, mengatakan keterlambatan setoran data yang masuk menyebabkan angka yang ada jauh dari target. Namun diyakini realisasi produksi di lapangan sudah cukup tinggi dan bisa mencapai target di akhir 2018.
“Ada keterlambatan (setoran data), tapi masih optimistis produksi bisa capai target,” kata Agung kepada Dunia Energi, Jumat (10/8).
Selain itu, ada sedikit gangguan di lapangan. Bukan masalah teknis, namun kendala yang dihadapi lebih disebabkan faktor non teknis. “Faktor cuaca, tidak besar tapi tetap ada pengaruhnya,” tukas Agung.
Target produksi batu bara sejak 2016 dipatok terus meningkat oleh pemerintah. Pada 2018, produksi dipatok 461 juta ton dibanding 2016 sebesar 456 juta ton.
Menurut Agung, peningkatan produksi diyakini akan turut mendorong penggunaan batu bara di dalam negeri. Pada tahun ini konsumsi batu bara nasional ditargetkan meningkat dibanding 2016 dan 2017. Dua tahun berturut-turut serapan batu bara sebesar 91 juta ton dan 97 juta ton. Pada 2018, target penyerapan nasional dipatok sebesar 114 juta ton dan realisasi hingga semester I mencapai 53 juta ton.
Peningkatan serapan merupakan bentuk berjalannya roadmap pemerintah agar pemanfaatan batu bara bisa dimaksimalkan di dalam negeri.
“Produksi batu bara diutamakan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sumber energi primer dalam negeri,” kata Agung.
Pemanfaatan batu bara untuk dalam negeri sendiri sebagian besar dimanfaatkan untuk pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLN (Persero) dalam proyeksinya menargetkan menyerap batu bara sebesar 92 juta ton pada 2018. Serapan untuk sektor industri lainnya seperti baja, pupuk, semen, bricket.(RI)
Komentar Terbaru