JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk membukukan laba bersih US$475,24 juta pada semester I 2024, melonjak 300% dibanding periode yang sama 2023 sebesar US$118,8 juta. Raihan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut didorong pendapatan yang meroket menjadi US$1,54 miliar dibanding periode Januari-Juni 2023 sebesar US$580,52 juta.

Arief Sidarto, Direktur Keuangan Amman, mengatakan kinerja keuangan pada semester pertama 2024 merupakan yang tertinggi sejak Amman mengambil alih operasi Batu Hijau. Ini terutama didorong peningkatan signifikan dalam volume penjualan tembaga dan emas yang masing-masing tumbuh 126% dan 188%, serta efisiensi operasional. “Kenaikan harga emas sebesar 13% juga semakin mendorong kinerja perusahaan,” ujar Arief dalam keterangan tertulis Amman, Jumat (26/7).

Amman Mineral Internasional melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara memiliki dan mengoperasikan Tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Meskipun larangan ekspor mulai berlaku pada 1 Juni 2024, penjualan bersih atau pendapatan pada paruh pertama tahun ini meningkat 167% yang didorong produksi bijih berkadar tinggi. Amman melalui Amman Mineral Nusa Tenggara telah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga pada 25 Juli 2024. Amman mendapatkan kuota ekspor konsentrat tembaga 587.330 metrik ton basah (wet metric ton/wmt) hingga 31 Desember 2024.

Sejak mengambil alih Batu Hijau, operasi Amman telah memecahkan berbagai rekor produksi. Produksi logam Amman juga telah mencapai tinggi yang sangat tinggi, bahkan melebihi kinerja yang paling tinggi sebelum 2022.

Alexander Ramlie, Presiden Direktur Amman, mengatakan hal ini didukung, terutama oleh penambangan bijih berkadar tinggi dari Fase 7, yang kini berada pada puncaknya. “Keberhasilan ini merupakan bukti dari dedikasi tim kami yang sangat kuat untuk terus berkembang mencapai keunggulan, sehingga kami bisa mencapai produktivitas penambangan yang sangat baik,” kata Ramli.

Pada semester I 2024, produksi konsentrat 444.143 metric ton kering (dry metric ton/dmt) meningkat 90% dibanding periode yang sama 2023. Untuk produksi tembaga dan emas masing-masing meningkat 76% menjadi 236 juta pon dan 189%.menjadi 494.895 ons.

Sementara itu, kata Ramlie, proyek ekspansi Amman berjalan sesuai rencana. Proyek smelter telah mencapai penyelesaian mekanis pada 31 Mei 2024 dan telah memasuki tahap commissioning segera setelah. “Produksi pertama katoda tembaga direncanakan dimulai pada kuartal IV 2024,” kata dia.(AT)