TANJUNG LALANG – PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (PLTU Tanjung Lalang) yang dikelola oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), anak perusahaan hasil kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk dan China Huadian Group memang sudah resmi beropasi sejak November 2023, namun hingga kini belum maksimal alias baru 50% dari seluruh kapasitas total.

Maroef Sjamsoeddin, Direktur Utama MIND ID PLTU Tanjung Lalang kelolaan HBAP memiliki kapasitas 2×660 MW, dan saat ini masih beroperasi pada tingkat utilisasi sekitar 50%.

Maroef menegaskan, dengan kapasitas besar dan teknologi yang unggul, Grup MIND ID menargetkan agar HBAP menjadi garda terdepan untuk mampu memasok kebutuhan listrik seluruh Sumatera.

“Kita harus punya target yang besar, dan kami percaya Bukit Asam bersama Huadian Group mampu mewujudkannya,” ujar Maroef dalam keterangannya, Jumat (11/4).

Tak hanya unggul dalam kapasitas, pembangkit listrik ini juga mencerminkan standar tinggi dalam pengelolaan lingkungan. PLTU ini telah dilengkapi dengan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) yang mampu menekan emisi gas buang di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah, menjadikannya salah satu pembangkit listrik berbasis batu bara paling ramah lingkungan di kawasan.

“PLTU MT Sumsel-8 ini adalah salah satu pembangkit listrik mulut tambang terbesar di Asia Tenggara. Kami bangga bahwa operasionalnya telah menggunakan teknologi rendah emisi yang mendukung prinsip keberlanjutan,” ungkap Maroef.

Lebih lanjut, Maroef menegaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari strategi besar MIND ID dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam nasional. Melalui Bukit Asam, Grup MIND ID saat ini mengelola total sumber daya batu bara sebesar 5,8 miliar ton, dengan cadangan sebesar 2,9 miliar ton. (RI)