JAKARTA – Meski dalam dua hari ini ramai diburu, namun investor di bursa disarankan untuk tetap berhati-hati dengan saham emiten-emiten pertambangan. Pasalnya pergerakan naik saham-saham berbasis sumber daya alam tak terbarukan ini belum sepenuhnya stabil.
Dalam dua hari pertama perdagangan di 2013, saham-saham pertambangan memang menjadi incaran prioritas pasar. Kondisi ini didorong kebijakan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memangkas pajak dan belanja negara, guna mengatasi jurang fiskal.
Pasca kebijakan di AS itu, diramalkan memang harga komoditas batubara dan mineral bakal naik. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini misalnya, memprediksi tahun ini harga batubara akan berada di kisaran USD 80 – USD 100 per ton, lebih baik ketimbang harga di 2012.
Namun kenaikan harga ini, menurut sejumlah analis belum terlalu signifikan. Direktur Indonesia Coal Index (ICI) malah memperkirakan, harga batubara 2013 hanya akan berada di kisaran USD 90 – USD 95 per ton. Masih jauh dibandingkan harga di 2011 yang rata-rata mencapai USD 140 per ton.
Ditambah lagi pada perdagangan Kamis, 3 Januari 2013 di Wall Street, terjadi aksi profit taking (ambil untung) yang membuat bursa global terkoreksi. Kemungkinan pada perdagangan hari ini, Jumat, 4 Januari 2013 pelaku pasar akan ramai-ramai melepas saham yang sudah dikoleksinya selama dua hari.
Seperti diketahui, dalam dua hari pertama perdagangan di 2013, saham-saham pertambangan seperti saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) sempat ramai diburu investor.
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia kemarin misalnya, harga saham produsen batubara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mulai anjlok 3,8%. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) lebih parah, terkoreksi hingga 4,84%.
Beberapa investor sudah mulai kembali mengoleksi saham-saham energi yang relatif aman. Diantaranya PT PGN Tbk (PGAS) yang kemarin harganya naik 2,78%. Yang masih aman adalah saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang kemarin masih menjadi “top gainers”. Selain distributor alat berat, UNTR juga pelaku bisnis kontraktor pertambangan dan sudah ikut menjadi produsen batubara.
(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru