JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), perusahaan induk dengan portofolio bisnis yang beragam, termasuk dua penyedia jasa pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia, membukukan pendapatan US$854,9 juta pada enam bulan pertama 2024, turun tipis dibanding periode yang sama 2023 sebesar US$857 juta. Disisi lain, beban pokok meningkat menjadi US$781,1 juta dibanding semester I 2023 sebesar 760 juta. Seiring dengan itu, laba kotor pada semester I 2024 turun 23,5% menjadi US$73,8 juta dibanding periode yang sama tahun lalu US$96,6 juta.

Delta Dunia Makmur merupakan perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), PT Bukit Teknologi Digital (BTech), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU).

Delta Dunia juga mencatat kerugian bersih US$26,5 juta pada semester I 2024 dibanding periode yang sama 2023 yang membukukan laba bersih sebesar US$4,9 juta. Kerugian Delta Dunia disebabkan rugi selisih kurs sebesar US$12 juta akibat fluktuasi nilai tukar mata uang yang merugikan dari IDR dan AUD terhadap USD.

Namun, kerugian selisih kurs membaik pada kuartal II 2024, menurun dari US$11,5 juta pada kuartal I 2024 menjadi US$0,7 juta pada kuartal II 2024. Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih Grup sebesar US$1 juta, mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis.

Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group, mengatakan di tengah kondisi cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang, Delta Dunia Group menghasilkan kinerja yang stabil pada semester pertama tahun 2024.

“Ketahanan ini mencerminkan kejelian strategis kami dalam menavigasi risiko yang tak terkendali dan komitmen untuk mentransformasi bisnis dan mendiversifikasi sumber pendapatan, dan memposisikan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon,” ujar Dian dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/8).

Manajemen Delta Dunia melaporkan ekspansi operasional mendorong sebagian besar pertumbuhan belanja modal Grup pada semester I 2024, yang meningkat 78% YoY menjadi US$79 juta. Pengeluaran ini mendukung kegiatan ramp-up di sejumlah site yang ada di Indonesia dan Australia serta kapitalisasi biaya perbaikan dan pemeliharaan (Repair & Maintenance), sejalan dengan panduan belanja modal Grup untuk setahun penuh sebesar US$150 juta hingga US$190 juta. Seiring dengan ekspansi operasional Grup, mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal tetap menjadi fokus utama.

Keberhasilan penyelesaian akuisisi Atlantic Carbon Group, Inc (ACG), produsen antrasit berkadar sangat tinggi (ultra-high-grade/UHG antrasit) terbesar kedua di Amerika Serikat, mentransformasi Delta Dunia Grup menjadi pemilik tambang. Langkah ini semakin mendiversifikasi Grup sambil mempertahankan posisi pasarnya yang terkemuka sebagai kontraktor pertambangan tingkat 1 di Indonesia dan Australia.

Akuisisi ACG diproyeksikan akan meningkatkan proporsi pendapatan grup dari sumber non-termal menjadi 28% pada akhir tahun 2024, sejalan dengan komitmen Grup untuk mengurangi pendapatan dari batu bara termal menjadi 50% pada tahun 2028.

Efisiensi Operasional

Volume batu bara Delta Dunia Grup tetap stabil pada 42 metrik ton (MT) YoY, sementara pengupasan tanah (overburden removal) secara keseluruhan turun 5% sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut, yang memengaruhi tingkat produksi selama enam bulan terakhir.

Kondisi cuaca ekstrem telah berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, namun kemampuan operasional dan adaptasi strategis Grup memastikan kemajuan yang berkelanjutan dalam mencapai target.

Upaya pemulihan-pasca-hujan yang Grup lakukan telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dengan peningkatan sebesar 12% YoY. Hal ini menunjukkan komitmen Grup terhadap keunggulan operasional.

Iwan Fuad Salim, Direktur Delta Dunia Group, mengatakan memasuki paruh kedua tahun ini, Delta Dunia tetap fokus pada keunggulan operasional dan manajemen keuangan yang cermat, sambil menjalankan strategi pertumbuhan di saat yang bersamaan. Ekspansi yang dilakukan baru-baru ini di AS menunjukkan komitmen perusahaan untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dengan mentransformasi Grup menjadi bisnis pertambangan yang terdiversifikasi secara global.

“Akuisisi ACG telah memperkuat posisi kami, di mana kami yakin akan memberikan kontribusi positif terhadap upaya diversifikasi kami,” kata Iwan.(AT)