JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencetak laba bersih 2013 senilai US$3,07 miliar atau setara dengan Rp32,05 triliun, naik sekitar 11% dibandingkan dengan realisasi 2012 senilai US$2,77 miliar yang setara dengan Rp25,94 triliun. Kenaikan ini disokong peningkatan produksi dan penjualan minyak dan gas (migas) walaupun masih mengalami rugi sebesar Rp 5,7 triliun pada bisnis LPG non-subsidi 12 Kg.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun 2013, pada Rabu, 26 Februari 2014 di Jakarta.
Dalam RUPS Tahunan tersebut, ujarnya, telah dipaparkan evaluasi kinerja perusahaan pada 2013 yang meliputi aspek kinerja operasional dan keuangan, kesehatan perusahaan, Good Corporate Governance, dan beberapa kinerja lainnya.
“Kami sangat bersyukur karena RUPS Tahunan Pertamina dapat digelar hari ini untuk mengesahkan kinerja dan pertumbuhan positif perusahaan di 2013. Pertamina di usianya yang ke-56 terus melakukan transformasi untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, tumbuh menjadi perusahaan yang sehat, transparan, dan siap bersaing dalam percaturan bisnis global,” kata Karen Agustiawan.
Karen mengatakan dari aspek kesehatan perusahaan, realisasi skor tingkat kesehatan perusahaan pada 2013 mencapai 93,46 atau berada dalam kategori Sehat/AA berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No.KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002.
Realisasi kinerja keuangan terus meningkat yang tercermin dari raihan laba bersih perusahaan sebesar US$3,07 miliar atau setara Rp 32,05 triliun di 2013. Laba ini meningkat 11% dari 2012 yang mencapai US$2,77 miliar atau Rp 25,94 triliun.
Adapun pendapatan perusahaan di 2013, kata Karen, juga tercatat mencapai tingkat tertinggi sebesar US$ 71,1 miliar atau Rp 743,11 triliun. Meningkat jika dibandingkan 2012 yang sebesar US$ 70,9 miliar atau Rp 665,30 triliun.
“Dengan pencapaian ini, maka Pertamina berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang g dalam 5 tahun terakhir. Dimana laba bersih perusahaan meningkat hampir 97% dibandingkan laba 2009 yang tercatat sebesar US$ 1,55 miliar, dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya,” tutur Karen.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru