JAKARTA – Repsol akhirnya mengajukan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Sakakemang di Sumatera Selatan. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) berharap dengan telah diajukannya PoD Sakakemang maka persetujuannya juga tidak akan memakan waktu lama.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan usulan PoD yang telah disepakati bersama Repsol telah disampaikan kepada Menteri ESDM. Usulan tersebut diharapkan bisa selesai dievaluasi dan mendapatkan persetujuan dalam waktu dekat.
“Pekan kemarin kami sudah submit hasilnya. Dan ini in line dengan aturan pemerintah dan proposal sudah di sana (Kementerian ESDM). Kami harapkan bisa rampung beberapa pekan kedepan karena menteri selalu menanyakan blok ini. PoD (disetujui) tahun ini, kami harapkan satu atau dua pekan ke depan,” kata Dwi disela diskusi virtual, Kamis (19/11).
Jika tahun ini PoD tahap I disetujui maka Blok Sakakemang ditargetkan bisa menyemburkan gas pada 2023. “Asumsi saat ini 2023 (produksi), dengan rincian 2021 FEED and FID lalu 2022 EPC
dan 2023 itu Onstream,” ungkap Dwi.
Menurut Dwi, pengembangan Blok Sakakemang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Untuk tahap pertama ini Repsol akan memproduksikan gas dengan cadangan 0,5 Triliun Cubic Feet (TCF). Ini dibawah cadangan yang sempat diungkapkan saat awal penemuan dulu yang mencapai 2 TCF. Tapi dengan konsep pengembangan ini maka Blok Sakakemang bisa cepat direalisasikan. “Untuk PoD I cadangan masih 0,5 TCF,” tukas Dwi.
Selain itu dengan konsep ini maka biaya pengembangan bisa ditekan sehingga harga gas Sakakemang tidak tinggi dan bisa sesuai dengan regulasi harga bagi industri maupun pembangkit listrik yang saat ini diterapkan yakni maksimal sebesar US$6 per MMBTU.
“Kami sudah lakukan kajian dan kami juga ikuti aturan dan regulasi pemerintah untuk menggunakan harga gas domestik dan sudah setujui IRR,” ujar Dwi.
Dwi sebelumnya mengungkapkan jika POD I disetujui maka Sakakemang bisa berproduksi 85 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Rencananya selain untuk industri, gas Sakakemang juga diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan listrik blok Rokan. “Dengan 85 MMscfd gas Sakakemang, harga kami buat mix antara yang dipakai untuk industri sesuai Permen ESDM 8/2020, dan yang dipakai untuk pembangkit listrik di Rokan,” kata Dwi.(RI)
Komentar Terbaru