DENPASAR – Perusahaan tambang batubara PT Bukit Asam Tbk melakukan terobosan berani. Emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode PTBA ini, menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang membangun pembangkit listrik tenaga uap/batubara (PLTU) tanpa jaminan pemerintah.
PLTU yang akan dibangun berlokasi di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan kapasitas 2 x 600 Megawatt (MW). Dalam proyek ini, PTBA menggandeng perusahaan energi asal Negeri Tirai Bambu, China Huadian Corporation. Bersama-sama mereka akan menyelesaikan pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 itu, dalam kurun lima tahun, lewat konsorsium PT Huadian Bukit Asam Power.
Power Purchase Agreement (PPA) PLTU ini sendiri sudah diteken di Denpasar, Bali pada Senin, 17 September 2012, antara Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, Direktur Utama PTBA, Milawarma dan Direktur Utama China Huadian Corporation, Cheng Nangao. Hadir pula dalam kesempatan itu, Direktur Pengadaan Strategis PLN, Bagio Riawan dan Direktur Utama Huadian Bukit Asam Power, Zhao Longjun.
PPA atau kerjasama jual beli tenaga listrik yang diteken tersebut, berjangka waktu 25 tahun dan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 diperkirakan dapat menghasilkan 8.695,53 GWh listrik per tahun. Unit-1 PLTU ini direncanakan beroperasi komersil (Commercial Operation Date / COD) pada Maret 2017, dan beroperasi penuh (Unit-1 dan 2) pada Juni 2017.
Nur Pamudji mengungkapkan, PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 ini merupakan proyek pertama yang dilaksanakan tanpa Jaminan Pemerintah. Nilai investasinya (Project Cost) mencapai USD 1,59 miliar, dengan porsi pendanaan China Development Bank sebesar 75%, dan tenor masa pinjaman hingga 10 tahun.
“Inilah pertama kali perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik 2 X 600 MW tanpa jaminan dari pemerintah, dan ini menandakan Republik Indonesia serta PT PLN (Persero) sudah dipercaya oleh patner kelistrikan dari luar negeri” tambah Nur Pamudji.
Ia pun menjelaskan, PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2 x 600 MW ini, akan memanfaatkan batubara dari tambang PTBA di Muara Enim. Kebutuhannya mencapai 6 juta ton batubara per tahun, atau 150 juta ton sepanjang pengoperasian. PLTU ini juga menggunakan teknologi subcritical pada boilernya, sehingga akan lebih ramah lingkungan. (Abdul Hamid/duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru