JAKARTA – PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero dan PT Bayang Nyalo Hidro (BNH) yang merupakan anak usaha dari Hasnur Group, salah satu perusahaan multibisnis nasional asal Kalimantan Selatan, menandatangani perjanjian pembiayaan untuk pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Bayang Nyalo berkapasitas 3×2 Megawatt (MW) di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Proyek PLTM Bayang Nyalo menelan biaya investasi mencapai Rp207 miliar. Proyek ini dikembangkan secara joint venture antara Hasnur Group (51%) dan Syres Group (49%).
Darwin T. Djajawinata, Direktur Operasional & Keuangan dan Pengembangan Proyek & Jasa Konsultasi PT SMI, menyatakan bahwa peran PT SMI dalam menjalankan mandatnya sebagai katalis pembiayaan pembangunan nasional pada Proyek PLTM Bayang Nyalo ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan bauran energi terbarukan di Indonesia khususnya Sumatera Barat. “Serta pemerataan pembangunan infrastruktur di luar Jawa sebagai bentuk dari upaya pemulihan ekonomi nasional,” kata Darwin (12/12).
Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama antara PT SMI dan Hasnur Group secara lebih lanjut. Ke depannya, Hasnur Group berkomitmen untuk terlibat lebih agresif dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Dimulai dengan pembangunan PLTM Bayang Nyalo dengan kapasitas 3×2 MW, selanjutnya Hasnur Group juga tengah merencanakan pengembangan proyek-proyek di lokasi lainnya.
Agung Prinadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, mengungkapkan Proyek PLTM Bayang Nyalo diharapkan menjadi salah satu bentuk implementasi pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025 sekaligus mendukung komitmen pemerintah untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 serta Net Zero Emission 2060.
“Dukungan ini menjadi bagian penting dari pelaksanaan agenda pemerintah menuntaskan target bauran EBT di tahun 2025 dan NZE di tahun 2060. Kami sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan PT SMI dalam membangun PLTM Bayang Nyalo,” kata Agung.
Sebelumnya, PT SMI juga telah banyak memberikan dukungan untuk pembangunan di sektor energi terbarukan, salah satunya adalah proyek PTLP Small Scale Dieng 10 MW, di Dusun Siterus, Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) dan menjadi pembangkit skala kecil pertama di Indonesia.
PT SMI yang didirikan pada tanggal 26 Februari 2009 adalah Badan Usaha Milik Negera di bawah koordinasi Kementerian Keuangan yang berbentuk Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). PT SMI berperan dan memiliki mandat sebagai katalis percepatan pembangunan nasional.
PT SMI memiliki berbagai fungsi dan produk/fitur unik untuk mendukung percepatan pembangunan infrasruktur yang tidak hanya berfungsi sebagai pembiayaan infrastruktur tetapi juga sebagai enabler melalui pelaksanaan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang mengikutsertakan berbagai institusi keuangan baik swasta maupun multilateral. PT SMI aktif mendukung pelaksanaan KPBU dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di daerah melalui produk pinjaman daerah. (RI)
PLTM Bayang Nyalo 6 MW, diberikan kredit investasi 207 Milyar rupiah????. Ga salah nih……klo estimasi biaya investasi USD 2,000,000/MW, maka untuk 6 MW sebesar 12,000,000 MW. Klo 1 USD = 14.500 IDR, maka totalnya hanya dan hanya 174.000.000.000 IDR saja.
Biasanya, kredit itu rasionya 70% dari total investasi. So investasinya jadi 295 Milyar rupiah dan biaya investasi per MW adalah 49 M atau setara dengan 3,390,000 USD ??????, WOWWWW