JAKARTA – Medco E&P Natuna Ltd merampungkan proyek West Belut di Blok B South Natuna Sea yang tajak sumur eksplorasinya mulai pada tahun 2020 dan pengerjaan fasilitas produksinya sejak tahun 2022.

Ronald Gunawan, Direktur Utama Medco E&P Indonesia, mengungkapkan proyek West Belut semula merupakan proyek yang dianggap tidak ekonomis oleh kontraktor terdahulu, Conoco Phillips. Namun setelah diambil alih Medco dilakukan evaluasi lebih mendalam sehingga ditemukan jumlah cadangan yang memenuhi nilai keekonomian jika dikembangkan.

“Tahun 2022 kita decide dengan development, padahal gas contract belum ada saat itu. Jadi West Belut januari 2022, 2024 ini sudah first gas September. Kurang dari dua tahun,” kata Ronald saat peresmian proyek west belut di kantor pusat Medco, Jakarta, Rabu (11/9).

Saat ini baru satu sumur yang berproduksi sebesar 15,6 juta kaki kubik gas per hari (MMscfd) dan rencananya akan ditingkatkan dengan pengeboran tambahan dua sumur sehingga total target produksi dari West Belut mencapai 56 MMscfd.

Salah satu faktor yang membuat gas di West Belut bisa diproduksikan adalah skema monetisasinya. Gas dari sana tidak didistribusikan ke dalam negeri lantaran minimnya infrastruktur akan tetapi langsung diekspor, sehingga bisa sesuai dengan keekonomian. “Produksi kita ekspor,” ungkap Ronald.

Blok B jadi salah satu blok milik Medco yang paling sibuk lantaran banyaknya pengerjaan berbagai proyek pengembangan. Setelah West Belut rampung rencananya ada beberapa proyek lain akan menyusul seperti Forel dan Baronang, kemudian Terubuk.