MEMPAWAH – PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI), anak usaha PT INALUM dan PT ANTAM Tbk, bersiap untuk pengembangan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 2 di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek strategis ini kini memasuki tahap penyusunan Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan.

Melati Sarnita, Direktur Pengembangan Usaha PT INALUM mengatakan, fokus utama saat ini adalah menyelesaikan tahap commissioning SGAR Fase 1, yang ditargetkan beroperasi penuh pada semester pertama 2025. Sejalan dengan itu, pihaknya mulai merancang strategi pendanaan dan menggandeng mitra strategis guna mempercepat pengembangan SGAR Fase 2.

“Saat ini kami fokus menyelesaikan commissioning SGAR Fase 1 agar segera beroperasi stabil dan memenuhi kebutuhan pasar alumina. Di sisi lain, kami juga aktif mengkaji skema pendanaan dan menjajaki kemitraan strategis untuk mendukung studi kelayakan SGAR Fase 2. Harapannya, Final Investment Decision (FID) dapat tercapai di tahun yang sama,” ujar Melati, Selasa (26/11).

I Dewa Wirantaya, Direktur Pengembangan Usaha PT ANTAM Tbk menilai penyelesaian studi kelayakan menjadi prioritas utama untuk memastikan keberlanjutan proyek dari segi teknologi, produksi, hingga investasi.

“Penyelesaian Feasibility Study menjadi kunci utama agar proses FID bisa segera dilaksanakan. Selain itu, kami memastikan SGAR Fase 1 dapat beroperasi stabil sebagai landasan untuk melanjutkan pengembangan Fase 2,” jelas Dewa.

Proyek SGAR merupakan inisiatif strategis yang digagas di bawah Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID. Dengan kapasitas produksi hingga 1 juta ton alumina per tahun, SGAR Fase 1 diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada September 2024.

Proyek ini didesain dengan prinsip keberlanjutan lingkungan dan keselamatan kerja sebagai prioritas utama, mendukung Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai pasok bauksit-aluminium global.

Leonard Manurung, Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia menjelaskan, SGAR Fase 1 kini berada pada tahap akhir commissioning dan diproyeksikan siap memasuki fase operasi komersial pada kuartal pertama 2025.

“Di tengah penyelesaian SGAR Fase 1, kami bersama MIND ID, INALUM, dan ANTAM juga aktif menyusun strategi pengembangan SGAR Fase 2. Kajian ini meliputi teknologi, pasar, serta aspek keberlanjutan. Kami berharap proyek ini dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok bauksit-aluminium nasional,” ungkap Leonard.

Pengembangan SGAR Fase 1 dan fase 2 diharapkan tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga mewujudkan kemandirian industri hilirisasi mineral dalam negeri. Dengan sinergi kuat antara PT INALUM, PT ANTAM, dan PT BAI, proyek ini menjadi wujud konkret komitmen Indonesia terhadap nilai tambah sumber daya alam dan daya saing industri nasional.