JAKARTA – Proyek pengembangan lapangan minyak dan gas Masela masih menjadi magnet berbagai perusahaan industri penunjang, salah satunya adalah General Electric (GE) Oil and Gas Indonesia. GE bahkan sudah jauh-jauh hari menyiapkan proposal pembangunan train LNG Masela.
Iwan Chandra , Direktur Utama GE Oil and Gas Indonesia, mengatakan proyek Masela menjadi salah satu proyek migas besar yang ditargetkan manajeman perusahaan untuk bisa digarap. “Pasca Tangguh, proyek berikutnya adalah Inpex, Masela, tapi mesti tender. Selain itu, tidak ada proyek,” ujar Iwan di Jakarta.
GE optimistis bisa memenangkan lelang proyek Masela. Pasalnya GE sudah beberapakali dipercaya menjadi salah satu kontraktor penunjang yang turut serta dalam pengembangan beberapa proyek gas besar di tanah air.
“LNG plant Donggi Senoro (DSLNG), itu jantungnya ada di GE. Terakhir, BP Tangguh Train 3. Dari LNG, itu dua penambahan barunya (proyek),” ungkap Iwan.
DSLNG didesain memiliki kapasitas pengolahan hingga mencapai 355 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas alam menjadi sekitar dua juta ton LNG pertahun. Untuk Tangguh Train 3 yang dikelola BP ditargetkan rampung pada 2020 dan memiliki kapasitas 3,8 juta ton per tahun.
Selain Masela, Blok East Natuna juga menjadi incaran GE. GE akan masuk sebagai surveyor dalam pipanisasi proyek Natuna yang dikelola oleh konsorsium Pertamina, Exxonmobil dan PTT EP. “Natuna kita bukan operator atau oil company. Kita service company dan penyedia teknologi kita survey pipeline disana,” kata dia.
GE oil and gas, termasuk pemain baru yang sebetulnya sudah sangat lama dengan mensupply sisi teknologi bisnis migas tanah air mulai dari plant, compressor, turbin dan power.
Ke depannya GE juga masih berpotensi tingkatkan investasi di sektor migas seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi. Apalagi di Indonesia masih banyak sumber-sumber gas besar. Karakteristik perusahaan yang tidak fokus dalam satu lini bisnis diyakini menjadi kelebihan dari perusahaan lain. Hal itu dinilai penting karena tuntutan efisiensi dalam industri migas tanah air terus meningkat.
“Kita sebagai company yang bisa sediakan portfolio luas, mungkin yang tadinya tidak efisien bisa jadi ekonomis,” tandas Iwan.(RI)
Komentar Terbaru