JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menekankan Indonesia berkomitmen dalam penggunaan bahan bakar fosil yang lebih bersih.
Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengatakan efisiensi energi dan energi terbarukan memiliki peran penting dalam pengurangan emisi CO2, namun saat ini di sebagian besar kawasan ASEAN dan Asia Timur penggunaan bahan bakar fosil masih mendominasi, seperti halnya di belahan dunia lainnya.
Biomassa memiliki peran penting dalam transisi energi bersih di Indonesia. Saat ini Indonesia sedang bersiap untuk mengintegrasikan pengelolaan sampah perkotaan dan pembangkit listrik di 12 kota, serta pengembangan biofuel sebagai upaya pengurangan konsumsi bahan bakar fosil.
“Biomassa juga merupakan salah satu langkah kami dalam mengurangi emisi pada pembangkit listrik tenaga batu bara melalui co-firing dengan batu bara,” kata Arifin, Kamis (19/11).
Menurut Arifin, dalam 3rd East Asia Energy Forum, peran penting pengembangan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) untuk mengurangi emisi CO2. “Saat ini CCUS menjadi bahasan penting di tingkat global untuk mengurangi emisi CO2 dan menggunakannya kembali untuk meningkatkan oil recovery di ladang minyak yang sudah habis,,” ungkap Arifin.
Arifin mengatakan Indonesia memiliki banyak sumber CO2 industri seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, pengolahan gas alam, kilang minyak, dan berbagai pabrik kimia. Saat ini studi kelayakan pada pilot project CCUS di Lapangan Gundih di Jawa Tengah telah dilakukan dan diproyeksikan total potensi pengurangan CO2 mencapai 2,9 juta ton selama 10 tahun.
Sejak 2017 Indonesia telah mendirikan National Center of Excellence CCS/CCUS untuk peningkatan kapasitas nasional dalam aspek teknis, keselamatan, ekonomi, sosial, dan regulasi dari kegiatan CCS/CCUS. Kegiatan utama lembaga ini adalah yaitu dengan memperkuat kerangka kerja pemerintah dan swasta melalui pembuatan platform, identifikasi peluang investasi, sosialisasikan kebijakan dan regulasi, dan best practice CCUS.
Arifin mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam peningkatkan kemampuan dan penggunaaan CCUS. Diperlukan penguatan kerangka kerja sama pemerintah dan swasta, melalui pembuatan platform yang berkelanjutan untuk akselerasi implementasi CCUS, identifikasi peluang investasi dan perbaikan lingkungan usaha, serta sosialisasi kebijakan, regulasi dan best practices.
“Indonesia menyambut semua pihak untuk bergabung bersama kami dalam pengembangan CCUS demi mencapai komitmen energi berkelanjutan,” kata Arifin.(RI)
Komentar Terbaru