JAKARTA – Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, mencatatkan kinerja produksi yang positif sepanjang Januari 2019. Hal itu dibuktikan dari produksi minyak perusahaan yang naik sebesar 10% dari proyeksi dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAP 2019.

Siswantoro M Prasodjo, General Manager PHE ONWJ, mengatakan pada Januari 2019 produksi PHE ONWJ cukup bagus, rata-rata di atas 10% dari RKAP yang diproyeksikan 28.100 barel oil per day (BOPD). Namun, angka RKAP ini direvisi lagi menjadi 28.700 BOPD.

“Realisasi produksi pada Januari, produksi kita mencapai 30.600 BOPD. Hingga saat ini produksi minyak masih tetap di atas RKAP. Naikkin 1.000 BOPD saja itu susah,” kata Siswantoro kepada Dunia Energi saat ditemui Dunia Energi di kantornya, belum lama ini.

Siswantoro menjelaskan, peningkatan produksi tercapai berkat pola pikir yang berbeda. Pola pikir lama dijadikan pelajaran (lesson learn).

“Sekarang bagaimana caranya aset yang ada kita fokuskan lagi. Dari 12 lapangan itu kita mau fokus yang mana. Backbone tetap dari Uniform, Echo, Bravo, yang besar-besar dulu, yang memberikan keuntungan besar. Ini kan lapangan tua,” ujarnya.

Menurut Siswantoro, pengelolaan lapangan tua membutuhkan pemikiran yang berbeda. Setelah melakukan perbaikan, akhirnya menghasilkan kenaikan produksi.

Beroperasi sejak 1971, PHE ONWJ dikenal keandalannya dalam mengoperasikan lapangan minyak dan gas bumi lepas pantai. Area operasi PHE ONWJ membentang dari Kepulauan Seribu sampai utara Cirebon, seluas 8.300 km2.

PHE ONWJ adalah salah satu kontributor terbesar produksi minyak PHE ONWJ. Tahun lalu, produksi minyak PHE mencapai 69.000 BOPD atau 99% dari target 70.000 BOPD. Sedangkan gas, dari target produksi sebesar 771 MMSCFD, PHE bisa mencapai 795 MMSCFD atau 103%. Tahun ini produksi minyak diproyeksikan mencapai 79.000 BOPD dan gas sebesar 804 MMSCFD. (RA)