JAKARTA – Realisasi produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Kilang Donggi – Senoro yang dikelola PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) diproyeksi tidak akan mencapai target yang sudah ditetapkan. Kurniawan Rahardjo, Direktur Operasi DSLNG, mengatakan untuk tahun ini target produksi adalah sebesar 43 kargo. Namun manajemen sudah memprediksi produksi akan sulit mencapai target. Salah satunya disebabkan kegiatan perawatan fasilitas produksi. Meskipun dilakukan tahun lalu, dampak dari adanya perawatan masih terasa hingga tahun ini.

“Karena baru selesai turn arms shutdown di Mei 2018, ibaratnya turun mesin,” kata Kurniawan, Kamis (1/8).

Selain karena adanya masalah teknis, faktor kondisi harga LNG juga jadi pertimbangan utama manajemen untuk tidak gencar mengejar target produksi. Selama ini bisnis LNG DSLNG cukup berpengaruh terhadap harga LNG di pasar spot karena tidak semua produksi LNG memiliki kontrak jangka panjang. Untuk tahun ini saja sebanyak delapan kargo dijual melalui pasar spot dan sekitar 31-32 kargo sudah memiliki kontrak.

“Kondisi market seperti ini kalau kami jual spot harganya begitu malah tidak balik modal. Outlook sampai akhir tahun di bawah 43 kargo, kurang dari 43 kargo tapi kami akan amati harga sampai akhir tahun, winter harga membaik atau tidak,” ungkap Kurniawan.

Pada 2018, Donggi Senoro memproduksi 41 kargo LNG. Kemampuan produksi rata-rata per bulan adalah sebanyak empat kargo. “Kami ini sensitif dengan kargo spot sebenarnya. Karena produksi kami itu lari buat long terms buyer (kontrak jangka panjang),” kata Kurniawan.(RI)