BENGKULU – Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik rencana kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di laut dalam Bengkulu, yang akan dilakukan Total E&P Indonesia.
“Tadi Menko (Menteri Koordinator) Perekonomian menyampaikan kepada saya bahwa akan ada eksplorasi migas di laut dalam. Semoga itu akan membawa kemajuan bagi Bengkulu,” ujar presiden dalam sambutannya pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Bengkulu, Minggu, 9 Februari 2014.
Presiden juga menyebutkan, Provinsi Bengkulu akan menjadi bagian dari konektivitas yang penting di Sumatera bagian barat. Sejumlah proyek infrastruktur akan dikerjakan di sana, seperti pengembangan Pelabuhan Pulau Baai, pembangunan bandar udara baru, pembangunan jalan, dan lain-lain.
Eksplorasi laut dalam sendiri akan dilakukan Total melalui anak perusahannya, Total E&P Indonesia Mentawai B.V. mulai tahun ini. Sebagai langkah awal, Total berencana membor sebuah sumur eksplorasi laut dalam di Blok Bengkulu 1 – Mentawai , dengan investasi lebih dari Rp 400 miliar.
Blok explorasi migas ini terletak di laut dalam (offshore) Bengkulu yang mempunyai luas 8,034 km2 dengan kedalaman air laut sekitar 400 sampai dengan 1.000 meter. Adapun rencana kegiatan ekplorasi akan berada sekitar 75 km dari daratan Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu.
Hardy Pramono, President & GM Total E&P Indonesia yang juga General Manager Total E&P Indonesia Mentawai B.V. menjelaskan, blok ini diperoleh setelah mengikuti lelang blok-blok migas yang diadakan oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Kemudian secara resmi diserahkan dan ditanda tangani langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 9 Oktober 2012, dalam bentuk Kontrak Kerjasama Bagi Hasil Migas, atau dikenal dengan Production Sharing Contract (PSC).
Sebagai konsekuensi dimenangkannya tender blok itu oleh Total E&P Indonesia Mentawai B.V, maka perusahaan secara kontraktual wajib melakukan eksplorasi di blok tersebut, sesuai kesepakatan rencana kerja yang diberikan kepada pemerintah, saat melakukan penawaran terhadap blok itu.
“Itulah sebabnya tahun ini kami menargetkan untuk bisa mengebor sebuah sumur eksplorasi dengan nama Rendang-1X, untuk memastikan ada tidaknya potensi kandungan migas di blok ini,” jelasnya.
Hardy mengatakan, pihaknya belum bisa menjanjikan sesuatu karena semua sangat tergantung pada hasil kegiatan eksplorasi. Namun, lanjutnya, pada tahap awal ini Total telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan di Bengkulu dalam kegiatan persiapan, seperti survei ataupun logistik untuk kegiatan survei, dan sebagainya.
Untuk studi rona awal lingkungan, studi Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Total menggandeng Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), Universitas Negeri Bengkulu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Pelabuhan Pulau Baai, di Bengkulu, dijadikan pangkalan bagi kegiatan survei tersebut.
Stand Terbaik HPN 2014
Sementara itu, dalam Peringatan HPN 2014 di Bengkulu, Total ikut berpartisipasi dengan menggelar stand di HPN Expo, yang setiap hari diisi tiga seminar kecil kegiatan industri hulu migas, dengan pembicara pakar-pakar Indonesia di bidang migas dari Blok Mahakam di Kalimantan Timur, dan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
“Kami memanfaatkan momen Hari Pers Nasional 2014 ini untuk mengadakan sosialisasi kepada warga masyarakat di Bengkulu dan pengunjung stand, mengenai kegiatan eksplorasi migas di stand Total pada HPN Expo, termasuk menjelaskan kegiatan CSR di Mahakam Blok,” ujar Hardy lagi.
Di Expo tersebut, Total E&P pun mendapatkan penghargaan sebagai stand terbaik dari panitia HPN. “Yang lebih penting bagi kami adalah masyarakat Bengkulu mendapatkan informasi yang tepat dan benar tentang industri hulu migas yang disampaikan di stand kami selama Expo,” ucap Hardy.
(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru