JAKARTA – Presiden Joko Widodo melalui Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi menegaskan metode pengembangan Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku, hingga saat ini belum diputuskan, apakah dilakukan di tengah laut (off shore) dengan membangun kilang terapung LNG atau membangun kilang di darat (on shore) yang akan dihubungkan dengan pipa.
“Presiden masih mengkaji seluruh aspek proyek Masela, mengingat besaranya skala dan kompleksitas proyek gas blok Masela. Keputusan harus dibuat dengan sangat berhati hati,” kata Johan Budi dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo mempertimbangkan banyak aspek, tidak hanya aspek komersial dan teknis, tetapi juga aspek sosial, kultur, ekonomi, sampai dengan pengembangan kawasaan setempat.
Pada saat ini, lanjutnya, Presiden sudah mendengar berbagai masukan dan sudah memahami argumen argumen dari berbagai pihak, baik yang berpendapat membangun kilang di laut maupun membangun kilang di darat.
“Perhatian utama Presiden adalah bagaimana masyarakat Maluku Selatan dan Maluku keseluruhan menperoleh manfaat secara maksimal, dari keberadaan proyek gas Masela tersebut, tetapi tentu juga memberi manfaat yang maksimal bagi negara,” kata Johan.
Pernyataan Presiden Joko Widodo sekaligus membantah pernyataan Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli yang menyebutkan pemerintah sudah memutuskan pengembangan Blok Masela akan dilakukan dengan motede onshore.
Haposan Napitupulu, Tenaga Ahli Bidang Energi Kemenko Maritim dan Sumber Daya, sebelumnya mengatakan skenario kilang LNG darat lebih menguntungkan karena biaya investasi dan biaya operasi yang lebih rendah daripada LNG Laut. Produksi gas yang dialirkan ke darat dapat diproses sebagai LNG dan sekaligus bahan baku untuk industri petrokimia. LNG dapat di supply ke pulau-pulau disekitar Maluku dan Nusa Tenggara Timur untuk pemenuhan kebutuhan energi dengan menggunakan small carrier yang tidak dapat dilakukan jika Kilang LNG dibangun di laut.
“Harga jual produksi gas lapangan Abadi tidak seluruhnya terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak dunia, sebab gas yang dipakai untuk industri Petrokimia dijual dengan harga tetap dengan eskalasi tahunan,” kata Haposan.
Disisi lain, Inpex Corporation yang menjadi operator Blok Masela berencana menggunakan kilang LNG terapung. LNG yang diproduksi di kilang ini akan langsung dikirim ke pembeli dengan kapal tangki LNG. Untuk mendukung operasi kilang, Inpex berencana membangun basis logistik di Pulau Yamdena.(RA)
Komentar Terbaru