TASIKMALAYA – PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor panas bumi, menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai di Muara Enim, Sumatera Selatan beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada akhir tahun ini. Namun hingga kini PGE belum mencapai kata sepakat soal harga jual listrik dengan PT PLN (Persero).
Khairul Rozaq, Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, mengatakan penetapan harga jual beli listrik antara PLN dan PGE melalui beberapa proses. Setelah perjanjian jual beli listrik (PJBL) kemudian dilakukan verifikasi ulang. Hasil dari verifikasi tersebut dijadikan bahan atau dasar dalam penyusunan Head of Agreement (HoA).
HoA yang sudah disepakati kemudian harus diverifikasi kembali oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Untuk PLTP Lumut Balai, harga listrik dalam HoA yang disepakati adalah sebesar US$ 11,6 sen per KWh dan sudah disetujui BPKP. Namun PLN meminta harga tersebut dikaji ulang, karena dianggap masih terlalu tinggi. Padahal harga yang sesuai dengan HoA maupun verifikasi BPKP tersebut sudah mempertimbangkan berbagai macam faktor dan sesuai dengan keekonomian proyek.
HoA sebenarnya sudah disepakati dan ditandatangani sejak 2014 lalu dan sekarang keputusan ada di PLN sebelum kemudian mengajukan harga resmi kepada Menteri ESDM.
“Nanti ada lagi surat dari PLN ke Kementerian ESDM minta persetujuan harga. HoA 2014 (ditandatangani) verifikasi setahun, sekarang PLN menolak, balik lagi suruh hitung ulang,” kata Rozaq saat kunjungan ke PLTP Karaha Unit 1 di Tasikmalaya, Jawa Barat (30/4).
Pada tahap awal PJBL antara PGE dan PLN disepakati nilai atau harga listriknya sebesar US$ 7,53 sen per KWh. Namun nilai itu merupakan nilai awal.
Ali Mundakir, Pelaksana Tugas Direktur Utama PGE, mengatakan manajemen memproyeksikan PLTP Lumut Balai bisa rampung pada akhir tahun ini atau paling cepat di Oktober 2018.
“Target CoD selain PLTP Karaha mudah-mudahan di Oktober atau paling tidak akhir tahun ini mudah-mudahan akan menyusul CoD di Lumut Balai 1×55 MW,” tandas Ali.(RI)
Komentar Terbaru