JAKARTA – PT PLN (Persero) menegaskan akan terus memperkuat jaringan transmisi listrik yang andal. Pasca kejadian blackout pada Agustus 2019, PLN telah menambah dua jalur transmisi dari timur ke barat Jawa, sehingga awalnya terdapat 4 jalur menjadi 6 jalur. PLN juga melakukan pengawasan aset kelistrikan secara end to end, sehingga setiap infrastruktur dipastikan dalam kondisi yang sangat prima.

“Dengan improvement ini, sistem interkoneksi kelistrikan Indonesia menjadi semakin kokoh dengan pengamanan berlapis,” jelas Darmawan dalam keterangannya, Jumat (10/2).

Dalam tiga tahun terakhir, melalui program transformasi, PLN telah menerapkan terobosan anti blackout di seluruh sistem kelistrikan di Indonesia. Seluruh pembangkit, transmisi, dan distribusi, yang dahulu dikelola secara terpisah-pisah, kini diubah menjadi digital dan terintegrasi, baik dalam pemantauan maupun operasinya. “Sehingga, setiap anomali sistem kelistrikan, langsung terdeteksi dan mengaktifkan pencegahan blackout dengan sangat cepat,” ujar Darmawan.

Sartono Hutomo l, Anggota Komisi VII DPR RI, menilai capaian kinerja positif PLN di tahun 2022 cukup baik terlebih dengan adanya peningkatan konsumsi listrik. Ia berharap di tahun 2023 PLN mampu mencatatkan kembali sejarah capaian positif.

PLN mencatat penjualan pada tahun 2022 sebesar 270,82 terawatt hour (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan. Perolehan ini meningkat sebesar 15,75 TWh atau 6,17% dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 255,07 TWh.

“Berbicara program strategis PLN tahun 2023 dan realisasi kinerja 2022 kalau yang berhasil kami berikan apresiasi, yang belum kita genjot agar realisasi capaian tersebut dapat tercapai,” kata Sartono.

Penjualan listrik selama tahun 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34% atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.

Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh. (RI)