ASAHAN – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 berkapasitas 2 x 87 megawatt (MW) yang berada Kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Progress pembangunannya sendiri sudah mencapai 55,44%. Salah satu capaian terpenting dalam konstruksi pembangkit ini adalah selesainya pengeboran terowongan jalur air atau lebih dikenal dengan Headrace Tunnel.
“Saya sangat bersyukur dalam kesempatan kali ini dapat menghadiri seremonial target milestone yang sangat dinantikan yaitu Breakthrough Headrace Tunnel dengan total panjang 7,75 kilometer (km) yang merupakan critical path pada proyek ini,” ujar Wiluyo Kusdhiwarto, Direktur Mega Proyek dan EBT, Sabtu (28/5).
Wiluyo berharap pembangkit tersebut sudah bisa beroperasi pada Maret 2024 sehingga dapat meningkatkan keandalan pada sistem kelistrikan sumatera bagian utara.
Menurutnya dengan beroperasinya PLTA Asahan 3 ini akan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik di Sistem Sumatera, sehingga diproyeksikan terdapat potensi penghematan dalam kurun waktu beroperasinya PLTA Asahan 3 tersebut.
“Selain itu, dengan beroperasinya PLTA Asahan 3 yang memanfaatkan pasokan air dari Danau Toba berpotensi memberikan kenaikan kontribusi energy mix dari EBT sekitar 1,5 persen,” ujar Wiluyo.
PLTA Asahan 3 mendapatkan penghargaan dari organisasi konsultan internasional FIDIC sebagai “Highly Commended Project Of The Year 2021”. PLTA Asahan 3 ini telah menggunakan aplikasi “Building Information Modelling” yang diharapkan memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi manajemen aset pengelolaan PLTA Asahan 3 nantinya.
Sebaiknya ada informasi mengenai jadwal konstruksi, biaya konstruksi dan produksi listrik tahunan, sehingga masyarakat lebih mengerti bahwa memang benar biaya produksi akan turun apabila PLTA Asahan 3 selesai