JAKARTA – Pencurian listrik ternyata masih marak terjadi, termasuk di wilayah distribusi Jakarta Raya dan sekitarnya. PT PLN (Persero) mencatat sepanjang 2018 kerugian akibat pencurian listrik mencapai Rp 1,26 triliun akibat pencurian listrik dari total pendapatan Rp 42 triliun.
Ikhsan Asaad, General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya), mengatakan total kerugian PLN pada tahun lalu sebesar 6% dari seluruh penjualan listrik PLN yang disebabkan faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis adalah kondisi kabel-kabel tua atau alat lainnya yang rusak sebesar 3%. Sisanya disebabkan pencurian listrik.
“Pencurian listrik masih ada. Kemarin losses sampai 6% dari penjualan. Teknis katakan 3% dan non teknis itu sampai 3%,” kata Ikhsan di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Ikhsan, pada 2018 konsumsi listrik PLN Disjaya sebesar 2,8 TWh dan tiga persen dari konsumsi tersebut hilang karena pencurian listrik. Namun demikian, kasus pencurian listrik sudah lebih baik dibanding aktivitas yang sama beberapa tahun lalu yang menyebabkan kerugian hingga 20%.
Untuk menekan kerugian, PLN Disjaya mencoba untuk melakukan penertiban. Salah satu kasus ditemukan di dua toko buah di Cengkareng, Jakarta Barat yang kedapatan mencuri listrik. “Rata-rata rumah tangga. Tapi kemarin ada tiga toko buah kena di Cengkareng. Mereka menggunakan sistem jumper. Jadi katakanlah ada tiga panel, yang diaktifkan hanya dua panel. satu panelnya di jump,” kata Ikhsan.(RI)
Komentar Terbaru