SEMARANG – PT PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik pertama di Asia Tenggara yang menerapkan “Corporate University” dalam mengembangkan sumber daya manusianya. BUMN ini pun diminta membantu sejumlah perusahaan sejenis dari negara lain di kawasan Asean, dalam mengembangkan pola baru penyebaran pengetahuan dalam organisasi.
Permintaan itu terungkap dalam “Workshop Corporate University Implementation” yang berlangsung Senin – Rabu, 1 – 3 Juli 2013, di Semarang, Jawa Tengah. Workshop ini merupakan salah satu agenda dari kelompok kerja HAPUA (Heads of Asean Power Utilities/Authorities).
Sebanyak 13 orang delegasi dari 6 perusahaan pengelola kelistrikan dari berbagai negara Asean, hadir sebagai peserta dalam workshop 3 hari ini. Mereka datang dari 4 negara anggota Asean. Keenam perusahaan tersebut adalah Sarawak Energy Berhad (SEB Malaysia), Sabah Energy Corporation Sdn Berhad (SESB Malaysia), Electricity Generating Electricity Authority of Thailand (EGAT Thailand), Metropolitan Electricity Authority of Thailand (MEA Thailand), Electricite Du Cambodge (EDC Kamboja), dan Electricity Vietnam (EVN Vietnam).
Corporate university yang merupakan pola baru dalam penyebaran pengetahuan dalam sebuah organisasi perusahaan, menjadi tema sentral pembahasan dalam workshop tersebut. PLN sebagai perusahaan pertama yang menerapkan corporate university di antara perusahaan sejenis di negara-negara kawasan Asean, membagikan pengalamannya kepada para delegasi peserta workshop.
Beragam materi tentang corporate university disajikan langsung oleh PLN. Mulai dari metodologi, hingga cara memulai pengembangan corporate university dalam sebuah perusahaan utilitas. Theecawan Srisuwan, delegasi dari EGAT Thailand, menyatakan terkesan atas pemaparan dari Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PLN, Eddy D. Erningpraja.
“Saya pikir bahwa materi dari pembicara utama sangat menarik. Dan setiap sesi dari setiap pembicara yang berbagi pengalamannya sangat bagus. Mereka menyajikan isu-isu besar”, ujar Theecawan. EGAT sendiri belum menerapkan konsep corporate university. Menurut Theecawan, saat ini EGAT baru pada tahapan menginisiasi sebuah program bernama Independent Development Plan (IDP) untuk para pegawai yang menduduki posisi penting dalam perusahaan.
Kondisi serupa terjadi di SESB Malaysia. Menurut delegasi SESB Malaysia, Tan Hiok Wee, saat ini perusahaanya belum menerapkan konsep corporate university. “Training center kami masih kecil. Jumlah pegawainya juga masih sedikit,” ungkap Tan.
Namun Tan optimis bahwa sharing pengalaman PLN dalam penerapan corporate university, banyak memberikan ilmu dan ide baru, untuk mempresentasikan konsep corporate university kepada top manajemen SESB.
Sementara itu, delegasi dari EDC Vietnam, oum Piseth berharap, ke depan dapat terjalin kerjasama antara perusahaannya dan PLN, dalam pengembangan corporate university. “Kami baru memiliki satu training center, dan belum mengembangkan program corporate university. Kami berharap bisa bekerjasama dengan PLN, dalam mengubah para trainer dan mengubah program pembelajaran yang ada di kami,” ujar Oum Piseth.
PLN Siap Membantu
Menanggapi harapaan para peserta workshop tersebut, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PLN, Suharto menyatakan kesiapan PLN dalam membantu pengembangan corporate university di perusahaan utilitas asal negara lain di kawasan Asean.
“Mungkin setelah workshop ini, ada perusahaan dari negara lain yang berminat mengimplementasikan corporate univeristy. Bila itu terjadi, PLN siap untuk menjadi semacam konsultan bagi mereka yang akan mengimplementasikan,” ujar Suharto.
“Kami siap membantu mereka bukan karena ingin menggurui. Melainkan karena kami memang punya pengalaman dalam mengembangkan corporate university. Kami memang lebih dulu menerapkan corporate university, dan pengalaman ini bisa kita share kepada anggota HAPUA yang lain,” tambahnya.
Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities atau HAPUA, merupakan wadah kerja sama perusahaan-perusahaan pengelola kelistrikan di negara-negara anggota Asean, yang didirikan pada 1981 oleh 5 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, dan Thailand.
Hingga saat ini keanggotaan HAPUA terdiri dari 10 negara, yang juga merupakan anggota Asean. Terdapat lima kelompok kerja yang mengurusi isu-isu utama dalam kerja sama HAPUA, yakni kelompok kerja nomor 1: bidang pembangkitan dan energi baru terbarukan, kelompok kerja nomor 2: bidang transmisi, kelompok kerja nomor 3: bidang distribusi, kualitas dan keandalan listrik, kelompok nomor 4: bidang studi kebijakan dan pengembangan bisnis, dan kelompok kerja nomor 5: bidang sumber daya manusia.
Workshop Corporate University yang berlangsung di Semarang, 1 – 3 Juli 2013, merupakan bagian dari kegiatan kelompok kerja nomor 5 HAPUA, dimana tahun ini PLN menjadi tuan rumah penyelenggaraan even tersebut.
(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru