JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) mempunyai sistem digitalisasi pembangkit yang dapat memantau lebih dari 21 GW pada berbagai teknologi pembangkit listrik di 20 lokasi unit dan lebih dari 90.000 parameter yang bernama Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Inovasi dan terobosan ini pun kembali menjadi daya tarik perusahaan energi asal Thailand, Gulf Energy Development Public Company Limited.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power mengatakan, REOC merupakan suatu bentuk transformasi digital yang memberikan value creation bagi perusahaan. Dikembangkan secara mandiri oleh enjiner-enjiner PLN Indonesia Power terbaik sebagai wujud dari digitalisasi, inovasi dan efisiensi Power Plant, sebuah transformasi digital dibidang pembangkitan, mempermudah dalam menganalisa dan memantau operasional secara real time.

“Inilah yang kemudian kami bangun menjadi satu kesatuan digitalisasi yang tidak hanya dilakukan di beberapa pembangkit, tetapi seluruh pembangkit yang ada di PLN-IP yang kemudian kami namakan REOC, inovasi teknologi pengelolaan pembangkit listrik terintegrasi berbasis industry 4.0 yang memberikan value tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan proses bisnis khususnya dalam bidang ketenagalistrikan,” kata Edwin dalam keterangannya, Selasa (1/10).

Edwin yang memperkenalkan REOC kepada perwakilan dari Gulf Energy membahas lebih kepada system analyst dan manajemen pembangkitan, serta monitoring artificial intelligence REOC.

”Saat ini PLN IP terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk membuat performa REOC lebih baik lagi dan bermanfaat untuk pengoperasian pembangkit kami, meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang akan menghasilkan cost efficiency dan juga peningkatan revenue perusahaan” ujar dia.

Pada momen engagement discussion enjiner PLN IP memberikan keterangan tentang Transformasi Digitalisasi Pembangkit. Para eksekutif Manajemen dari Gulf Energy Development Public Company Limited diberi gambaran menyeluruh mengenai teknologi dan sistem yang digunakan di REOC untuk memastikan efisiensi dan keandalan operasional.

Selanjutnya, disimulasikan langsung bagaimana sistem REOC memantau lebih dari 21,08 GW yang tersebar di 35 Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) & 1 Unit Bisnis Pemeliharaan (UBH). Dikelola dan dipantau secara realtime, diperlihatkan berbagai sistem dan teknologi mutakhir yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan performa pembangkitan yang beroperasi di seluruh Indonesia.

K. Ravi Kurmarohita, Deputy Chief Executive Officer Gulf Energy, salah satu dari Excecutive Management Gulf Energy berharap untuk dapat bekerjasama kedepannya.

“Transformasi digital pembangkit yang diterapkan PLN IP sungguh luar biasa, kesempatan besar bagi kami untuk menyaksikan dan mempelajari secara langsung pengoperasian REOC dan kami berharap bisa bekerjasama dalam waktu dekat,” ujarnya.

Seperti diketahui PT PLN (Persero) melalui Subholdingnya PLN IP terus melakukan pengembangan bisnisnya dikancah global. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan memperkenalkan REOC sebagai wujud taransformasi digital yang memberikan value creation untuk korporasi. (RI)