JAKARTA– PT PLN (Persero), badan usaha milik negara di sektor ketenagalistrikan melakukan pembelian listrik dari pihak berelasi dan pihak ketiga sebesar total Rp50,89 triliun sepanjang semester I 2021, naik dibandingkan periode sama tahun lalu Rp49,96 triliun (year-on-year/y-o-y).

Laporan keuangan PLN semester I 2021 (publikasi) menyebutkan, pembelian tenaga listrik ini termasuk pembelian tenaga listrik dari pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) terkait PPA dan ESD, pembelian tenaga listrik selama masa uji coba dan pembelian tenaga listrik dari kelebihan produksi dari IPP tertentu.

Untuk pihak berelasi, pembelian terbesar berasal dari PT Sumber Segara Primadaya sebesar Rp6,8 triliun, naik dari Rp6,33 triliun (y-o-y). Disusul PT Shenhua Guohua PJB Rp2,71 triliun, naik dari Rp2,5 triliun.

PLN juga membeli listrik pada Januari-Juni 2021 dari PT Pertamina Geothermal Energy sebesar Rp1,7 triliun, naik dari Rp1,52 triliun (y-o-y). Berikutnya PT Bajradaya Sentranusa Rp470,83 miliar, naik dari Rp455,49 miliar (y-o-y), PT Bukit Pembangkit Innovative Rp559,26 miliar dari Rp416 miliar (y-o-y). Terakhir dari PT Dalle Energy Batam sebesar Rp94 miliar, turun dari Rp95,32 miliar (y-o-y). Total pembelian listrik PLN dari pihak berelasi hingga Juni 2021 sebesar Rp12,79 triliun, naik dari Rp11,73 triliun (y-o-y).

Sementara itu, untuk pihak ketiga, PLN total mencatatkan pembelian listrik naik dari Rp12,53 triliun pada Januari-Juni 2020 menjadi Rp13,28 triliun pada semester I 2021 (y-o-y).

Pembelian listrik ini berasal dari PT Paiton Energy sebesar Rp6,65 triliun, relatif sama dengan periode sama tahun lalu (y-o-y)). Pembelian juga berasal dari PT Jawa Power Rp4,26 triliun, naik dari Rp4,045 triliun dan PT Cirebon Energi Power Rp2,37 triliun, naik dari Rp1,92 triliun. Total pembelian pihak ketiga Rp13,28 triliun, naik dari Rp12,53 triliun.

Di luar itu, PLN juga membeli listrik dari para pihak di bawah 5 persen dari jumlah yaitu sebesar Rp24,8 triliun, naik tipis dari rp25,69 triliun (y-o-y). (DR)