ROKAN HILIR – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memberdayakan masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau untuk turut berperan dalam menjaga lingkungan dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Program ini merupakan bagian dari upaya PHR untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga alam, mengatasi masalah sampah dan penanganan karhutla di sekitar wilayah operasi.
Kegiatan tersebut merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR WK Rokan di bidang lingkungan. PHR turut menggandeng Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui mitra pelaksananya Cakra Consulting untuk program pemberdayaan masyarakat di Rumah Belajar Inovatif Sintong tersebut.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan serta kepedulian masyarakat terhadap isu lingkungan dan meningkatkan wawasan serta keterampilan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam proses pengelolaan sampah dan penanganan karhutla.
Muhammad Yusuf, Kepala Pokja Partisipasi dan Kemitraan BRGM mengatakan, kolaborasi PHR dan BRGM ini memberikan pengetahuan dan kemampuan bagi masyarakat. “Harapannya para peserta dapat ilmu dan mampu mengimplementasikan pasca pelatihan tersebut,” ujar Yusuf dalam keterangannya, Jumat (15/3).
Ia menjelaskan, Rumah Belajar Inovatif yang dihadirkan PHR bersama BRGM ini diharapkan dapat menjadi pusat edukasi dan peningkatan kapasitas masyarakat di Riau.
“Kami diberikan mandat oleh Presiden RI untuk restorasi dan rehabilitasi gambut. Semua itu tidak akan berhasil tanpa menyentuh problem keseharian warga, termasuk usaha produktif warga yang bisa meningkatkan kesejahteraan. Dengan kolaborasi ini, kita ingin ciptakan usaha ekonomi yang berwawasan lingkungan, pengelolaan sampah dengan membentuk bank sampah dan penanganan karhutla,” kata Yusuf.
Menurut Yusuf, komitmen dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak berubah, yakni untuk terus berfokus pada segi pemberdayaan dan peningkatan produktifitas. Dengan begitu, kolaborasi antara PHR dan BRGM diharapkan mampu mengatasi isu lingkungan yang juga sangat terkait dengan isu ekonomi kemasyarakatan.
“Tentunya kita mesti berbangga bahwa Rokan Hilir punya pusat edukasi rumah belajar inovatif Sintong, kegiatan ini memberikan ilmu dan informasi yang luas kepada publik,” ujarnya.
Penghulu Sintong Pusaka Rokan Hilir Ibrahim menyampaikan apresiasi terhadap PHR dan BRGM atas kontribusinya dalam mengatasi masalah sampah dan karhutla. “Sampah jika tidak dikelola dengan baik akan jadi adalah masalah. Namun jika bisa kita kelola dengan baik maka akan bernilai ekonomis. Bank sampah ini diperlukan untuk meningkatkan kreativitas dan ekonomi masyarakat, kami dari pemerintah desa apresiasi atas kolaborasi dalam memberdayakan masyarakat tersebut,” ujarnya.
Rudi Ariffianto, Corporate Secretary PHR WK Rokan mengatakan, selain berfokus pada operasi yang andal dan selamat, PHR juga turut menjalankan program TJSL untuk masyarakat di sekitar area operasi.
“Melalui program pelatihan tersebut, harapannya dapat menularkan semangat kepada masyarakat lainnya untuk sama-sama menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Rudi mengajak, lewat pembentukan bank sampah tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan juga bisa mengelolanya menjadi barang tepat guna.
PHR, kata Rudi, berupaya untuk mendorong masyarakat yang inovatif. PHR berharap melalui pengelolaan sampah akan bisa memperkuat sinergi dengan rumah belajar inovatif supaya masyarakat bisa meningkatkan ekonominya melalui daur ulang sampah, memilah, mengolah dan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat.
“Program ini berkesinambungan dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Terima kasih juga kami ucapkan atas dukungan pemerintah, karena kita harus berkolaborasi untuk sama-sama berkontribusi bagi bangsa dan negara,” kata Rudi.
Kegiatan pelatihan pengelolaan sampah dan pembentukan bank sampah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mengelola sampah dengan baik, pemanfaatan sampah organik, membuat produk berguna dari olahan sampah dan anorganik hingga menjaga lingkungan. Lalu, pelatihan penanganan Karhutla memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk bersama-sama melakukan pencegahan karhutla dan melakukan tindakan pencegahan secara nyata. Para peserta tersebut sebanyak 40 orang masyarakat di area operasi PHR WK Rokan.
Di sisi lain, PHR juga telah membentuk sebanyak 13 bank sampah dan 87 bank sampah unit yang bekerja sama dengan Unilak hingga saat ini UMRI di beberapa tempat sebagai bagian dari upaya mitigasi dari program kampung iklim (PROKLIM). (RI)
Komentar Terbaru