JAKARTA – Optimalisasi lapangan tua, pengembangan lapangan baru dan keberhasilan alih kelola blok-blok migas terminasi 2018 mendorong kinerja produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebesar 206 ribu barrel oil ekuivalent per day (mboepd) atau 101,23% dari target sebesar 203,50 mboepd.
Meidawati, Direktur Utama PHE, mengatakan PHE yang menjadi perusahaan migas pertama di Indonesia yang menerapkan mekanisme gross split sepanjang 2018 telah berhasil melakukan alih kelola tiga wilayah kerja yang dioperasikan anak perusahaannya.
“PHE Ogan Komering berkontribusi sebesar 2,353 mboepd, PHE Tuban East Java berkontribusi sebesar 1,587 mboepd dan PHE Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dengan kontribusi sebesar 14,081 mboepd dari total produksi PHE,” ujar Meidawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/2).
Seiring kinerja produksi yang positif, kinerja keuangan PHE 2018 juga tercatat melampaui target. Laba bersih PHE tercatat US$488,67 juta, melonjak dibanding realisasi 2017 sebesar US$250,88 juta.
Keberhasilan PHE lainnya adalah Project Pengembangan Lapangan SP di Blok ONWJ, dimana menjadi project pertama di era gross split yang memenuhi project OTOBOSOR (on time, on budget, on schedule, on return). Lapangan SP ini telah berproduksi pada September 2018 dengan menghasilkan tambahan produksi gas hingga 30 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Menurut Meidawati, pada 2019 akan ada pengeboran 45 sumur pengembangan serta pengerjaan ulang atau workover 47 sumur. PHE juga tetap akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk tahun ini guna mendapatkan cadangan migas baru. Ada 13 pengeboran sumur eksplorasi yang telah direncanakan.
“Kegiatan lainnya adalah kegiatan survey seismik 2D sepanjang 3.819 KM lalu kegiatan seismik 3D seluas 190 KM2. Target temuan 2C sebesar 195 mmboe dan temuan 1P sebesar 75 mmboe,” tandas Meidawati.(AT)
Komentar Terbaru